Lanjut ke konten

Gambaran Penggunaan Ventilator bagi Pasien COVID-19 Kritis

Inilah ilustrasi penggunaan ventilator bagi pasien COVID-19 dengan kondisi kritis.

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Ventilator adalah alat bantu napas yang digunakan untuk pasien dengan kondisi kritis, dalam hal ini pasien COVID-19. Alat ini biasanya digunakan pipa napas endotrakeal yang dimasukkan ke dalam saluran pernafasan melalui prosedur intubasi endotrakeal. Pasien akan “ditidurkan” atau dibius saat proses intubasi dan alat tersebut akan tetap berada di dalam saluran napas sampai pasien sembuh atau meninggal dunia.

(Dokumentasi oleh Axel Heimken, diambil dari https://www.inquirer.com/health/coronavirus/coronavirus-covid-19-ventilator-drug-shortage-20200403.html)

Petugas memasukkan tabung di perut pasien melalui hidung (pipa nasogastrik) untuk memasukkan makanan, memasang infus untuk memasukkan obat, sebuah kantong menempel di sekitar pantat untuk mengumpulkan kotoran akibat diare, satu lagi untuk mengumpulkan cairan urin, selang infus terpasang untuk cairan dan obat-obatan. Ada juga pipa kateter arteri untuk memantau tekanan darah pasien, tergantung pada perhitungan tepat pada dosis. 

Tim perawat akan membantu menggerakkan anggota tubuh pasien setiap dua jam untuk mencegah terjadinya luka akibat tertekannya kulit dalam waktu yang lama (ulkus decubitus) dan membaringkannya di karpet dengan cairan es dingin untuk bantu menurunkan suhu tubuh yang mencapai 104°F atau 40°C.

(Dokumentasi oleh dr. Li Wan, diambil dari https://anesthesiology.pubs.asahq.org/article.aspx?articleid=2763453)

Pasien tidak bisa berbicara, makan atau melakukan sesuatu dengan alami. Hanya mesin yang menjaga pasien tetap hidup. Rasa tidak nyaman dan sakit yang mereka rasakan membuat para ahli medis harus memberikan obat penenang dan penghilang rasa sakit untuk mentoleransi keberadaan pipa di dalam tubuh selama mesin diperlukan. Karena alasan inilah, orang tua atau orang dengan daya tahan tubuh rendah tidak tahan menjalani perawatan dan meninggal dunia. 

Saat semua ini terjadi, orang yang Anda cintai pun tidak bisa datang menjenguk. Anda akan sendirian di kamar dengan mesin yang menempel pada tubuh Anda. Jadi jangan lengah dan menganggap COVID-19 itu rekayasa. Kondisi kritis yang memerlukan ventilator itu nyata dan bisa terjadi pada siapa saja yang terpapar virus.

Selalu waspada dengan 3M: Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

Catatan tim KawalCOVID19.id: