Lanjut ke konten

KIPI atau Reaksi Kecemasan Terkait Vaksinasi?

Hendaknya kita tidak perlu terlalu panik dan terburu-buru melabeli setiap keluhan yang muncul ketika atau setelah vaksinasi sebagai efek samping vaksin atau efek prosedur vaksinasi. Bisa jadi, itu adalah reaksi kecemasan terkait vaksinasi. Artikel ini menjelaskan berbagai jenis KIPI, cara membedakan, dan kiat mengatasinya baik dari sisi tenaga kesehatan yang bertugas maupun masyarakat penerima vaksin.

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Ditulis Oleh : dr. Zahra Ibadina Silmi, M.M.

Menurut World Health Organization, terdapat lima penyebab spesifik Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau Adverse Event Following Immunization (AEFIs), yaitu KIPI terkait produk vaksin, KIPI terkait cacat mutu/kerusakan vaksin, KIPI terkait kekeliruan prosedur imunisasi, KIPI terkait kejadian koinsiden, dan KIPI terkait reaksi kecemasan.

Berdasarkan definisi WHO, reaksi kecemasan terkait imunisasi atau Immunization Anxiety-Related Reaction  (IARR) adalah berbagai tanda serta gejala yang mungkin timbul dikarenakan oleh kecemasan, bukan akibat dari produk vaksin, cacat atau kerusakan vaksin, atau kesalahan dalam program serta prosedur vaksinasi. Gejala reaksi kecemasan yang dapat muncul terkait vaksinasi antara lain:

  1. Gejala reaksi stress akut: peningkatan detak jantung, hiperventilasi (nafas cepat dan dalam), mulut kering, berkeringat, kesemutan
  2. Gejala reaksi vasovagal: penurunan laju jantung, penurunan tekanan darah, hiperventilasi, masalah penglihatan, sinkop (pingsan sekejap dengan durasi kurang dari 20 detik), pusing ringan
  3. Gejala reaksi disosiatif neurologis dengan atau tanpa kejang: kelemahan otot bahkan kelumpuhan, gerakan abnormal anggota badan, gangguan cara berjalan dan bicara, serta kejang non epileptik

Munculnya reaksi kecemasan terkait vaksinasi tidak lepas dari beberapa faktor pemicu:

  1. Faktor Internal – Usia remaja dan jenis kelamin perempuan lebih rentan mengalami reaksi kecemasan, tipe kepribadian tertentu, riwayat kecemasan atau gangguan jiwa, riwayat fobia jarum suntik, riwayat konsumsi NAPZA atau obat yang mempengaruhi kondisi kejiwaan.
  2. Faktor Eksternal – Banyaknya informasi yang salah dan menyesatkan yang menyebar melalui media sosial, pengalaman negatif terkait vaksinasi, kurangnya kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan, dan kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan mengenai kemungkinan terjadinya reaksi kecemasan terkait vaksinasi serta cara penanganannya.

Namun, pada prinsipnya, apapun jenis KIPI yang muncul tidak boleh disepelekan. Kemungkinan faktor biologis (dampak langsung dari produk vaksinasi, kecacatan atau kerusakan, serta kesalahan prosedur atau administratif vaksin yang mempengaruhi kondisi fisik) tetap harus diutamakan dibanding faktor psikologis (reaksi kecemasan terkait vaksinasi). Setelah penyebab biologis tersingkirkan melalui pemeriksaan objektif dasar dan lanjutan, maka barulah mulai berpikir ke arah gangguan psikologis. Untuk membedakan antara KIPI yang disebabkan oleh kecemasan dengan KIPI lainnya, hal yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan antara lain:

  1. Faktor yang memperingan, dimana  reaksi kecemasan bisa hilang sendiri tanpa obat.
  2. Pembuktian dengan pemeriksaan objektif seperti saturasi oksigen, pemeriksaan paru, pemeriksaan neurologis, pemeriksaan jantung, atau pemeriksaan lain yang berhubungan dengan keluhan. Tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan ulang setelah pasien mulai tenang. 
  3. Ada tidaknya faktor risiko yang telah dijelaskan sebelumnya.

Menurut WHO dalam pedomannya yang berjudul Immunization Stress-Related Responses, A manual for program managers and health professionals to prevent, identify and respond to stress-related responses following immunization” dan dikutip pula di laman Mental Health America, berikut adalah upaya yang dapat dilakukan oleh para tenaga kerja kesehatan dan calon penerima vaksin untuk meminimalisir Reaksi Kecemasan Terkait Vaksinasi:

  1. Kiat untuk tenaga kesehatan
  1. Mengikuti pelatihan vaksinasi dengan baik
  2. Memperhatikan aspek fisik dan mental para calon penerima vaksin
  3. Menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk vaksinasi
  4. Mempersiapkan Standard Operating Procedure (SOP) bagi tim vaksinator dan tim skrining, terutama mengenai hal-hal yang harus dipantau dalam masa penapisan, observasi, mitigasi jika terjadi KIPI, pelaporan, dan monitoring serta evaluasi
  5. Apabila terjadi reaksi kecemasan, coba tenangkan pasien di tempat yang lebih pribadi, beri kenyamanan, dan lakukan pemeriksaan fisik ulang ketika penerima vaksin sudah merasa tenang
  6. Lakukan edukasi dengan tenang dan jelas, tunjukkan empati, dan tidak perlu ikut panik

2.  Kiat untuk penerima vaksin

  1. Cari informasi dari sumber yang terpercaya, isu medis bisa merujuk pada website Kementerian Kesehatan, WHO, UNICEF, CDC atau lembaga-lembaga kesehatan kredibel lainnya 
  2. Pertimbangkan keuntungan dan kerugian vaksinasi secara obyektif berdasarkan bukti ilmiah
  3. Berbagi pikiran dengan orang yang dapat dipercaya dan kompeten di bidangnya
  4. Mempersiapkan diri* satu hari sebelum vaksinasi dengan tidur dan makan cukup.
  5. Jangan ragu untuk melaporkan keluhan jika ada gejala yang muncul setelah vaksinasi, tetap tenang dan jangan panik, serahkan kepada profesional
  6. Jika keluhan muncul ketika sudah di rumah, hubungi kembali kontak penyelenggara vaksin atau puskesmas terdekat
  7. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika gejala menetap atau mengganggu kualitas hidup

*) Mempersiapkan diri bagi pasien penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes dengan tetap minum obat sesuai jadwal. 

Menurut rekomendasi perkumpulan dokter ahli saraf Indonesia (PERDOSSI), disarankan untuk tidak meminum obat analgetik (paracetamol, ibuprofen dan cafein) dan obat-obatan golongan NSAID (kalium diclofenac, ibuprofen, naproksen, dll) selama 24 jam sebelum dan sesudah vaksin agar respon tubuh terhadap vaksinasi tidak turun. 

Sumber :

https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2215-0366%2820%2930564-2

https://www.dhhs.nh.gov/dphs/cdcs/covid19/documents/coping-covid-vaccine-stress.pdf

https://www.who.int/vaccine_safety/committee/Module_AEFI.pdf?ua=1

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1745691621989243

https://mhanational.org/dealing-covid-19-vaccine-anxiety

https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1264052/retrieve