Lanjut ke konten

Varian Delta: Yang Perlu Anda Ketahui

Simak rangkuman tentang varian delta yang perlu anda ketahui

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Oleh: Tomas Pueyo (https://unchartedterritories.tomaspueyo.com/p/delta-variant-everything-you-need)

Menurut saya, masyarakat tidak terlalu menaruh perhatian pada varian Delta, dan tidak ada satu pun tulisan yang merangkum hal-hal yang ingin saya ketahui. Oleh dari itu, saya membuat tulisan ini. Semoga dapat membantu Anda menambah informasi dan lebih mawas diri.


Pertambahan kasus terus terjadi secara eksponensial di seluruh dunia. Lagi.

Jika Anda tidak tahu ke mana situasi ini akan bergulir, riwayat data ini mungkin menyegarkan ingatan Anda. Dua juta kasus kematian di India membuat India menderita, mayoritas kematian terjadi selama lonjakan yang diakibatkan oleh Delta.

Korban COVID-19 dikremasi masal di New Delhi.

Dan jika Anda pikir Eropa atau Amerika Serikat akan terhindar, video ini menunjukkan kasus di wilayah Eropa pada Juli 2021 dibandingkan Juli-November 2020.

Comparison of COVID prevalence in Europe between the summers of 2020 and 2021 (as of July 11th 2021)

Seperti musim panas tahun 2020, beberapa area di sekitar Eropa menjadi persemaian kasus di bulan Juli. Setelah itu, kasus menyebar ke setiap tempat membentuk gelombang kasus baru.

Sekedar mengingatkan, situasi ini terjadi di saat lebih dari 50% warga Inggris sudah divaksinasi, dan lebih dari 40% untuk warga di negara Eropa lainnya di dalam grafik berikut.

Hal serupa sedang terjadi di Amerika Serikat.

Dan di mana pun situasi ini terjadi, kemungkinan besar diakibatkan oleh varian Delta. Berikut adalah yang terlihat pada berbagai wilayah di UK (warna merah muda adalah Delta)

Di UK, varian Delta adalah penyebab dari 99% kasus di awal bulan Juli 2021. Di Amerika Serikat, hanya sekitar 50%, yang berarti pertumbuhan kasus baru masih akan meningkat.

Mengapa varian Delta tumbuh sangat cepat? Akankah semua tempat akan seburuk India? Apakah semua ini diprediksi sebelumnya? Apa yang harus kita lakukan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memulai dengan pelajaran dasar: nilai R dan laju kematian.

Seberapa Burukkah Delta?

Daya Penularan

Varian asli virus Corona memiliki nilai R0 sebesar ~2.71. Alfa–“varian Inggris” yang menyebabkan lonjakan di seluruh dunia sepanjang Natal– 60% lebih menular. Sekarang pun sudah terlihat bahwa varian Delta sekitar 60% lebih menular dari Alfa. Tergantung pada estimasi yang Anda pakai, nilai R0 varian Delta berkisar antara 4 dan 9, yang membuatnya lebih menular dibanding penyakit cacar. Untuk memberi gambaran seberapa besar konsekuensi dari peningkatan nilai R, berikut adalah gambaran pertumbuhan kasus selama dua bulan dengan laju penularan 2,7, dibandingkan dengan nilai R sebesar 6:

Inilah mengapa banyak grafik kasus terlihat seperti roket akhir-akhir ini. Varian Delta sangat menular.

Misalnya, seseorang di Australia terinfeksi oleh varian Delta hanya dengan berpapasan dengan seseorang yang terinfeksi, dalam waktu 5-10 detik. Walau mungkin saja ini sebuah outlier atau amat sangat jarang terjadi dan kita tidak perlu menjadi takut ketika berpapasan dengan orang asing, hal ini mengilustrasikan seberapa mudah penularan varian Delta.

Protein virus berwarna merah mengikat reseptor sel manusia (biru). Angka kecil berwarna putih menunjukkan mutasi utama varian Delta. Sumber: Juan Gaertner/Science Source

Itulah bahasan tentang laju penularan. Bagaimana dengan laju kematian?

Angka Kematian

Sepertinya resiko kematian varian Delta dua kali lebih tinggi dibandingkan varian awal:

…diukur dari resiko rawat inap, jumlah pasien unit perawatan intensif dan angka kematian. Dibandingkan dengan varian non-VOC SARS-CoV-2, dan menyesuaikan dengan tingkatan penyakit penyerta, umur dan jenis kelamin, peningkatan resiko yang berhubungan dengan varian N501Y-positif adalah 74% (62-86%) untuk rawat inap; 138% (105-176%) untuk perawatan di ICU; dan 83% (57-114%) untuk kematian. Peningkatan terjadi lebih tajam dengan varian Delta: 105% (80-133%) untuk rawat inap; 241% (163-344%) untuk perawatan di ICU; dan 121% (57-211%) untuk kematian. Peningkatan progresif dalam transmisibilitas dan keganasan varian SARS-CoV-2 akan mengakibatkan pandemi dengan skala lebih luas dan lebih mematikan. 

Untuk menempatkan data ini dalam konteks, terpapar virus COVID varian awal kira-kira meningkatkan kemungkinan kematian dua kali lipat pada semua usia. Hal ini berarti terpapar varian Delta akan meningkatkan kemungkinan kematian tiga kali lipat.

Mengapa varian Delta lebih mematikan? Bukankan virus seharusnya berevolusi menjadi lebih jinak? Hal ini yang pasti diperkirakan sebelum varian Alfa muncul. Saya akan menjelaskan mengapa hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Jenis virus #COVID lebih mudah menular. Apakah lebih mematikan?

Banyak orang berpikir hal itu tidak benar: “Jika virus membunuh lebih cepat, maka virus memiliki kesempatan lebih kecil untuk menyebar. Terjadi pertukaran transmisi-keganasan.”

Sayangnya, hal itu terlalu sederhana.

Sayangnya saya benar. Penjelasan singkatnya, virus cenderung menang karena mereka berkembang biak lebih cepat. Virus ini akan berkembang biak pesat dalam tubuh seseorang, dan membuat individu tersebut menjadi agen penularan yang lebih cepat dan meninggal lebih cepat pula. 

Dengan penyakit lain seperti Ebola, membunuh dengan cepat berarti membunuh terlalu cepat untuk menularkan kepada yang lain, sehingga virus jenis ini tidak bertahan. Hanya pada saat yang sama, virus berevolusi menjadi kurang mematikan yang akhirnya menang. Namun untuk COVID dalam sistem kesehatan kita sekarang ini, semua penularan terjadi pada tahap awal, jauh lebih awal dari titik kematian. Sehingga kematian lebih awal tidak membawa dampak. 

Jadi, apakah ini yang terjadi dengan varian Delta? Ya. 

Salah satu cara mengetahuinya adalah viral load. Semakin tinggi angkanya, semakin banyak jumlah virus yang beredar. Di China, diperkirakan viral load varian Delta 1.000 kali lebih tinggi dibanding varian awal. Yang paling membuat frustasi adalah hal ini dapat diperkirakan, tidak hanya pada bulan Desember 2020, bahkan di bulan Maret 2020.

Dengan kata lain: strategi mitigasi tidak hanya mengambil asumsi jutaan angka kematian di negara-negara seperti US atau UK tetapi juga bertaruh pada kenyataan bahwa virus tidak akan terlalu bermutasi – dimana kita tahu bahwa virus bermutasi. Dan akan memiliki kesempatan untuk bermutasi. Jadi ketika kita sudah selesai mengurus beberapa juta kematian, kita dapat kembali siap untuk berurusan dengan beberapa juta kematian lagi – setiap tahun. Virus corona dapat menjadi fakta kehidupan berulang, seperti flu, namun jauh lebih mematikan. 

Sumber: The Hammer and the Dance, 18 Maret 2020. Lebih dari setahun yang lalu, dan hanya beberapa minggu setelah Wuhan.

Varian Delta, seperti varian Alfa, keduanya lebih mudah menular dan lebih mematikan. Kedua efek ini berakar pada hal yang sama: virus lebih mudah menempel pada sel tubuh manusia sehingga berkembang biak lebih cepat. 

Apakah tingkat kematian jadi lebih tinggi? Hal ini tidak terjadi di UK.

Tingkat kematian (Case Fatality Rate) varian Delta di UK adalah 0,2%, dibandingkan varian Alfa sebesar 1,9%! Masih terlalu dini untuk menyimpulkan namun sepertinya kita sudah memiliki cukup data. Alasan utamanya mungkin akses ke vaksin. Dari Israel:

Trend Lebih Muda

Dengan semakin banyaknya jumlah usia dewasa yang telah divaksin, sekitar lebih dari setengah kasus baru COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir hingga 5 Juli adalah individu di bawah usia 19 tahun.

Tabel proporsi kasus COVID-19 baru di Israel berdasarkan kelompok usia:

Sumber: Kementerian Kesehatan Israel 

Tingkat Kematian Terinfeksi (Infected Fatality Rate) untuk varian awal sekitar 0.01% untuk kelompok umur 20 tahun dan 0.2% untuk kelompok umur 40 tahun.

Dengan vaksin, angka kematian varian baru akan lebih kecil. Inilah alasan mengapa vaksin sangat penting.

Seberapa Efektif Vaksin terhadap Varian Delta?

Data terbaik adalah dari Israel, yang menggunakan vaksin Pfizer. 

Sebelum varian Delta muncul, telah diperkirakan vaksinasi komplit (2 dosis) mengurangi tingkat penularan, jumlah pasien rawat inap dan angka kematian masing-masing sebanyak 93%, 93% dan 91%. Vaksinasi parsial (baru 1 dosis) cukup baik, namun tidak sebaik vaksinasi penuh. 

Dengan adanya varian Delta, angka tersebut bergeser menjadi 64%, 93% dan 93% menurut Israel, dan 79% infeksi dengan gejala dan 96% jumlah rawat inap menurut UK. 

Pfizer (dan mungkin Moderna, karena mirip dengan vaksin mRNA) sepertinya lebih efektif dibandingkan AstraZeneca (perlindungan 88% terhadap infeksi dengan gejala dibandingkan 60% untuk AstraZeneca).

Hal ini berarti perlindungan terhadap kemungkinan dirawat di rumah sakit dan kematian hampir sempurna untuk vaksin mRNA, namun mungkin tidak demikian halnya untuk penularan. Bagaimana sebaiknya kita menafsirkan data ini?

Untuk individu, ini merupakan berita sangat baik. Tanpa vaksin, seseorang berumur 80 tahun memiliki 10% kemungkinan meninggal dari virus awal COVID dan, katakan 20% dari varian Delta. Sekarang, dengan vaksin mRNA, individu tersebut memiliki 2% kemungkinan meninggal jika terpapar. Seseorang berumur 30 tahun memiliki 0.02% kemungkinan meninggal, jauh lebih rendah dibandingkan flu. Jadi, dapatkan vaksin sesegera mungkin. 

Jika Anda seorang politikus, epidemiologis atau pemimpin masyarakat, perhitungan ini mungkin berbeda dan sepenuhnya tergantung pada jenis vaksin yang tersedia, efikasi vaksin, tingkat penularan orang yang sudah divaksin dan budaya. 

Pertama, berapa banyak jumlah orang yang harus divaksinasi untuk menghentikan virus?

Ambang Kekebalan Komunal (Herd Immunity) 

Jika kita mengasumsikan R0 dari 8 dan efektifitas vaksin 90% terhadap penularan, minimum 90% jumlah penduduk harus divaksin sebelum kita dapat mengumumkan kemenangan. Tidak satupun negara mendekati angka tersebut. 

Pertimbangkan vaksin mRNA hanya 60% efektif terhadap infeksi dengan gejala, dan angka ini mungkin lebih rendah untuk vaksin lain. Jika orang yang sudah divaksin dengan gejala sama menularnya dengan orang yang belum divaksin dengan gejala, maka kita akan berada dalam situasi dimana vaksinasi penuh tidak akan menghentikan epidemi, dan bahwa kita memerlukan vaksin khusus untuk varian Delta untuk menghentikannya. 

Mari kita ambil contoh. Bayangkan sebuah negara dimana 50% penduduknya sudah divaksin. Bayangkan jika vaksin hanya mengurangi penularan sebanyak 65%. Hal ini berarti R akan menurun sebanyak kurang lebih 33%5. Namun R Delta 2-3 kali lebih tinggi dibanding varian awal, jadi secara keseluruhan R sekarang sekitar 50-100% lebih tinggi dibanding setahun lalu. Perhitungan ini tidak seluruhnya tepat, namun memberi gambaran bagaimana situasi dapat membaik atau memburuk dibanding tahun lalu. 

Perlu diingat, hal ini terjadi saat musim panas di belahan bumi Utara. Segala sesuatunya masih lebih mudah saat ini dibandingkan nanti antara bulan September dan November. 

COVID Lanjutan (Long COVID)

Saya belum membahas tentang COVID lanjutan (long COVID), namun hal ini penting untuk dipertimbangkan. Tanpa vaksin, sekitar 1 dari 8 infeksi akan mengalami COVID lanjutan6. Dengan vaksin, dengan asumsi bahwa perlindungan vaksin terhadap Covid lanjutan akan sama dengan terhadap rawat inap atau kematian, tingkat COVID lanjutan akan menurun dari kurang lebih 15% jumlah terpapar ke kurang lebih 1-4%. Dan sepertinya vaksin juga dapat mengurangi dampak COVID lanjutan. Ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan, namun saya tidak yakin saya akan mengubah kebijakan apapun saat ini hanya karena COVID lanjutan. Angka kematian cukup untuk mengukur sisi negatifnya. 

Kesimpulan

Varian Delta mematikan karena varian ini menyebar dan membunuh dengan cepat. Kita harus hati-hati.

Untuk Individu

Jika Anda sudah divaksin, besar sekali kemungkinan Anda aman, terutama dengan vaksin mRNA. Tetap waspada, hindari acara yang dapat menjadi super-spreader, tapi tidak perlu khawatir berlebihan. 

Jika Anda belum divaksin, saat ini lebih berbahaya dibandingkan bulan Maret 2020. Tingkat penularan jauh lebih tinggi, dan jika Anda terpapar varian Delta, kemungkinan meninggal atau mengalami COVID lanjutan meningkat. Anda harus sangat berhati-hati, hanya bertemu dengan orang yang sudah divaksin dan menghindari acara-acara beresiko tinggi.

Untuk Pemimpin Masyarakat

Jika Anda memimpin sebuah komunitas, Anda memiliki dua tujuan:

  1. Vaksin, vaksin, vaksin. Kehidupan warga di komunitas Anda bergantung pada vaksin. Apapun jenis vaksin yang tersedia lebih baik dibandingkan tidak divaksin sama sekali. Jika warga memilih untuk tidak divaksin, bujuk mereka. Kebanyakan dari mereka bukan golongan anti-vaksin, tapi lebih berada dalam keadaan bimbang, atau tidak melihat kegunaan vaksin. Jadi, coba ganti pola pikir mereka. Misalnya, berikan insentif lotere. Ohio, salah satu negara bagian yang pertama kali mengikuti sistem lotere, mungkin tidak berhasil. Namun biaya yang dikeluarkan dapat dibilang rendah dibandingkan angka kematian dan kerugian ekonomi pada musim gugur. 
  2. Jauhkan varian Delta sebisa mungkin sambil meneruskan program vaksinasi. Strategi eliminasi merupakan yang terbaik. Pengelolaan perbatasan dan program tes-lacak-isolasi merupakan alat terbaik. Hindari kegiatan-kegiatan yang berpotensi menjadi penyebaran luas (super-spreader). Masker harus wajib dikenakan saat berada di ruang tertutup dan di kerumunan. Ventilasi yang baik merupakan keharusan. 

Namun jika semua orang yang mau divaksin sudah mendapatkan vaksin dan sisanya tetap tidak mau divaksin, maka perhitungan berubah secara drastis. Jika lokasi Anda menghormati kebebasan warganya untuk membuat keputusan yang salah (selama mereka tidak berdampak pada orang lain), maka Anda dapat mempertimbangkan untuk membuka ekonomi. Mereka yang tidak divaksin akan terpapar varian Delta, namun itu merupakan hak istimewa mereka. Mungkin mereka akan lebih menyadari realitanya.

Namun hal ini juga tergantung pada tiap masyarakat. Membuka ekonomi tanpa mendapatkan vaksin penuh akan menulari mereka yang sudah divaksin, sekitar 10% dari mereka akan terpapar COVID lanjutan, dan sekitar 0,3% akan meninggal8

Jadi, setiap komunitas masyarakat harus mengambil keputusan. Katakan 40% tidak mau divaksin. Apakah kebebasan 40% kelompok tersebut lebih berharga dibandingkan kematian dan COVID lanjutan dari mereka yang sudah divaksin? Jika tidak, apakah Anda bersedia memaksa mereka untuk divaksin? Apakah Anda akan tetap menutup negara sampai ada booster vaksin? Apakah Anda dapat menjalankan program tes-lacak-isolasi?

Untuk yang bertanggung jawab atas kebijakan vaksin

R0 Delta sebanyak 8 merupakan kabar buruk untuk kekebalan kelompok (herd immunity). Hal ini menempatkan ambang batas pada sekitar 90% orang yang dilindungi, yang sulit untuk dicapai jika tingkat perlindungan vaksin terhadap infeksi hanya sebesar 65%. Diperlukan booster vaksin. Mari percepat uji klinis, persetujuan, peluncuran dan distribusi vaksin. 

Selain itu, dukung vaksin berbeda jenis. Saat ini, di banyak negara, jika Anda membutuhkan booster maka Anda harus mengambil jenis vaksin yang sama. Namun ada kemungkinan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dapat melindungi Anda lebih baik dibandingkan jika menggunakan jenis yang sama. 

Vaksin: Jangan terpatok protokol uji klinis.

Kita harus menyadari bahwa satu-satunya alasan kita mengharuskan dua dosis tertentu untuk vaksin tertentu karena dosis itu yang diuji dan berhasil.

Tidak berarti 2 dosis ideal. 

Tidak berarti dosis tersebut ideal.

Tidak berarti jarak 3 minggu ideal. 

Jika Anda berada di negara berkembang

Kita tidak menaruh cukup perhatian ke negara berkembang. Kebanyakan ilmu pengetahuan dan media berfokus dimana uang berada, yaitu di negara maju. 

Namun varian Delta merupakan varian yang berat di negara sedang berkembang, terutama di daerah padat penduduk dimana golongan kurang mampu dipaksa untuk hidup dalam jarak yang sangat berdekatan satu dengan lainnya. India, Argentina, Tunisia, Afrika Selatan, dan Indonesia merupakan contoh dari situasi ini.

Sayangnya, tidak banyak trik-trik khusus yang dapat dilakukan oleh negara miskin. Negara-negara ini cenderung memiliki populasi kelompok umur lebih muda, yang pastinya membantu. Hal lainnya adalah iklim di negara-negara ini cenderung lebih hangat dan lembab, yang dapat membantu melawan COVID. Dan karena cuaca yang lebih hangat, mereka juga dapat menggelar kegiatan di luar ruangan. Ini merupakan keuntungan yang dapat dimaksimalkan: selenggarakan acara-acara di luar ruangan sambil meningkatkan jumlah populasi yang divaksin dan sedapat mungkin menunda masuknya varian Delta dengan program pertahanan yang kuat. 

Semoga produksi vaksin terus berlangsung dan penduduk di seluruh dunia dapat divaksin sebelum musim gugur. 

Jika artikel ini membantu, silakan bagikan. 

1

Setiap individu yang terinfeksi menyebarkan ke 2.7 orang lain. Jika Anda mengunjungi GitHub dan meratakan semua perhitungan RO untuk varian awal, Anda akan mendapatkan angka 2,7.

2

Kisaran untuk IFR masih belum jelas pada saat itu, sehingga perkiraan angka jutaan kematian untuk negara-negara seperti US dan UK. Namun, tidak melenceng jauh. US mencatat 900.000 kematian Covid-19 sampai bulan Mei 2021, dan ini dengan berbagai tindakan yang dilakukan serta program vaksin. Dan jika virus dibiarkan mengganas di UK, dengan R=6 dan IFR sebesar 2,2%, angka kematian ini akan mencapai 1,2 juta. 

3

Hanya dengan membandingkan varian Alfa. Kebanyakan orang meninggal dalam 28 hari setelah infeksi awal, dan waktu ini lebih cepat dengan varian Delta. Kita memiliki data varian Delta selama 40 hari di UK, jadi beberapa orang yang terpapar awal seharusnya sudah memiliki hasil akhir pasti. Melihat 40 hari awal varian Alfa, tingkat CFR di atas 4%, sehingga 20x lebih tinggi dibandingkan varian Delta.

4

Perbedaan antara IFR dan CFR adalah IFR merupakan angka kematian sebenarnya, namun selalu merupakan taksiran, karena kasus-kasus diketahui, sementara infeksi merupakan perkiraan. 

5

Perhitungan kasar: 50% dari yang sudah divaksin * 65% perlindungan dari terinfeksi = 33% penurunan infeksi.

6

30% kasus dengan gejala, namun hanya 50% dari semua jumlah kasus

7

~12%*90% efektifitas vaksin 

8

3% IFR * 90% efektifitas vaksin