Lanjut ke konten

Mengapa Kita Tidak Bisa Meremehkan COVID-19?

Beberapa hal yang membuat kita harus penuh kewaspadaan dalam menghadapi COVID-19

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Banyak pemberitaan di media massa dan juga media sosial yang menyatakan bahwa COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (sering disebut sebagai virus corona) sebagai penyakit biasa layaknya influenza yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada satu hal mendasar yang membedakan COVID-19 dengan penyakit lain yaitu KETIDAKPASTIAN. Ada banyak hal yang masih belum diketahui tentang penyakit ini oleh para ahli, dan ini membuat kita berada di wilayah baru dalam dunia kesehatan. Data sejauh ini menunjukkan bahwa Covid-19 lebih menular daripada penyakit-penyakit yang sudah ada. Selain itu, belum ada obat dan vaksin untuk penyakit Covid-19, dan ini membuatnya lebih berbahaya. Sekiranya penyakit ini tidak serius, tidak mungkin WHO memberikan peringatan keras dan mengeluarkan peringatan tertinggi tentang bahaya COVID-19 bagi kesehatan masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat kita harus penuh kewaspadaan dalam menghadapi COVID-19:

1. Kemampuan penyakit untuk menularkan

Dari data yang ada, sampai saat ini, 1 pasien COVID-19 rata-rata bisa menularkan penyakitnya ke 2.8 orang lain. Ini jelas lebih tinggi dari flu biasa yang 1 pasien barunya menularkan rata-rata ke 1.3 orang. Dengan demikian, jumlah orang yang tertular akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan flu biasa.

2. Karakteristik penularan

COVID-19 ditularkan melalui tetesan cairan (droplet) yang umumnya keluar ketika pasien COVID-19 batuk atau bersin seperti halnya flu biasa. Hal ini menyebabkan COVID-19 relatif mudah menular, dan penularan sangat bergantung pada perilaku hidup bersih dan sehat (seperti cuci tangan). Selain itu, ada kemungkinan bahwa orang yang tertular COVID-19 tetapi belum menunjukkan gejala sudah menularkannya pada orang lain. Karakteristik ini sangat menyulitkan pencegahan penularan COVID-19 dibandingkan dengan penyakit sejenis, misalnya, SARS atau MERS.

3. Tingkat kematian

Data yang ada sekarang menunjukkan bahwa angka kematian kasar berkisar 0.5% sampai dengan 4%, dengan rata-rata sekitar 2%. Angka ini belum final karena data masih terus bertambah. Namun, rata-rata akhir diperkirakan akan berkisar di 1%. Apakah ini angka yang kecil? Jawabnya adalah TIDAK! Angka kematian flu biasa adalah 0.1%. Artinya, COVID-19 memiliki angka kematian 10 KALI LIPAT. Yang juga harus diingat adalah bahwa jumlah orang yang mungkin tertular COVID-19 lebih banyak karena virus penyebabnya menular ke lebih banyak orang (poin 1).

4. Tingkat keparahan

Banyak informasi yang menyebutkan bahwa sebagian besar pasien COVID-19 hanya bergejala ringan dan sembuh sendiri. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena data menunjukkan bahwa 80% pasien COVID-19 hanya mengalami gejala ringan. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa 15% pasien COVID-19 membutuhkan perawatan rumah sakit karena gejala serius dan 5% lainnya membutuhkan perawatan intensif (ICU). 

5. Vaksin dan pengobatan

Hal lain yang sangat mendasar yang membedakan COVID-19 dengan penyakit lain seperti flu biasa adalah ketiadaan vaksin. Vaksin adalah salah satu upaya pencegahan penyakit menular yang sangat efektif dan berhasil mengurangi tingkat keparahan dan kematian akibat penyakit menular secara signifikan. Rendahnya tingkat kematian flu biasa juga disebabkan oleh sudah adanya vaksin influenza. Meskipun vaksin COVID-19 saat ini terus diteliti dan dikembangkan, kemungkinan vaksin baru bisa digunakan pada manusia paling cepat dalam 1,5 tahun lagi.

Sampai sekarang, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan COVID-19. Hal ini yang membedakannya dengan penyakit menular lain, seperti Tuberculosis yang pengobatannya sudah tersedia, terbukti bisa disembuhkan, dan telah cukup dipahami seluk-beluknya oleh tenaga kesehatan.

Kombinasi faktor-faktor di atas menjadikan COVID-19 sebagai penyakit yang tidak bisa diremehkan. Sebagai contoh, di Italia yang merupakan negara maju, dalam 2 minggu, jumlah kasus melonjak dari 20-an orang menjadi 7000 orang. Jumlah kasus yang naik berkali lipat dalam waktu singkat ini membuat sistem pelayanan kesehatan tidak akan mampu bertahan. Apabila kita tidak waspada dan tidak melakukan upaya pencegahan yang agresif, jumlah kasus di Indonesia akan menjadi berpuluh kali lipat dalam waktu yang singkat. Dengan kapasitas sistem pelayanan kesehatan kita saat ini (misalnya jumlah kamar ICU yang sangat terbatas), kemungkinan tingkat kematian akan lebih tinggi.

Upaya pencegahan yang agresif akan membuat kita punya lebih banyak waktu untuk bersiap. WHO sudah menyatakan bahwa kita tidak akan bisa menghindari penyebaran COVID-19. Yang bisa kita lakukan adalah memperlambat dan membatasi penyebaran COVID-19 serta menekan jumlah kasus agar tidak melonjak tinggi dalam waktu yang singkat agar sistem pelayanan kesehatan bisa menyiapkan diri dan tidak tumbang saat menghadapi COVID-19.