Lanjut ke konten

Covid-19: Mengapa Kita Harus Bertindak Sekarang!

Dengan semua kejadian terkait Covid-19, saat ini, tentunya anda akan menghadapi kesulitan untuk mengambil keputusan hari ini. Apakah perlu menunggu informasi lebih lanjut atau melakukan sesuatu hari ini?

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Politisi, pemimpin komunitas, dan pemimpin bisnis: apa yang perlu anda lakukan dan kapan. 

Disarikan dari: Tomas Pueyo @Medium

Dengan semua kejadian terkait Covid-19, saat ini, tentunya anda akan menghadapi kesulitan untuk mengambil keputusan hari ini. Apakah perlu menunggu informasi lebih lanjut atau melakukan sesuatu hari ini?

Di dalam artikel ini terdapat banyak grafik, data, dan model dari banyak sumber. 

  • Berapa banyak kasus Covid-19 yang terjadi di wilayah kewenangan anda?
  • Apa yang terjadi bila ditemukan kasus?
  • Apa yang perlu anda lakukan?
  • Kapan harus melakukan tindakan?

Setelah membaca artikel ini, bisa jadi inilah kesimpulan yang bisa Anda ambil:
 

  • Covid-19 pasti akan menyebar.
  • Virus akan berkembang secara cepat dan eksponensial: pertama secara berangsur-angsur, dan kemudian secara mendadak.
  • Waktu berkembangnya dalam hitungan hari, dengan rentang waktu 1 sampai 2 minggu.
  • Saat wabah sudah merebak, sistem kesehatan pasti akan kewalahan.
  • Warga kemungkinan harus akan dirawat di koridor rumah sakit. 
  • Tenaga medis yang kelelahan akan bertumbangan. Sebagian akan meninggal. 
  • Dokter harus memutuskan siapa pasien yang bisa mendapat oksigen dan siapa pasien yang dibiarkan meninggal.
  • Satu-satunya cara untuk mencegah ini adalah melakukan jaga jarak (social distancing) sekarang. Bukan esok. Sekarang.
  • Caranya adalah meminta orang tidak keluar rumah, mulai sekarang.

Sebagai seorang politisi, pemimpin komunitas, atau pemimpin bisnis, Anda memiliki kuasa  dan tanggung jawab untuk mencegah bencana ini.

Anda mungkin memiliki ketakutan hari ini: Bagaimana jika saya bertindak berlebihan? Akankah rakyat akan menertawakan saya? Akankah mereka marah pada saya? Akan saya terlihat bodoh? Tidakkah lebih baik jika menunggu pihak lainnya melakukan langkah pertama? Akankah saya menghambat laju ekonomi lebih parah?

Namun dalam 2-4 pekan, ketika seluruh dunia dalam kondisi lockdown, ketika hanya tinggal sedikit sekali hari yang berharga bagi anda untuk melakukan social distancing dan menyelamatkan banyak nyawa, masyarakat tidak akan mengkritisi Anda lagi: Mereka akan berterima kasih pada Anda karena telah melakukan tindakan yang tepat.

Ok, mari kita mulai. 

1. Berapa banyak kasus Covid-19 yang akan timbul di Wilayah Anda?

Pertumbuhan Per Negara

Angka total kasus tumbuh secara eksponensial hingga Tiongkok mampu menghambat laju penyebarannya. Namun sekarang, virus sudah tersebar keluar, dan sekarang menjadi sebuah pandemi yang tidak bisa dihentikan siapapun.

Per hari ini, sebagian besar hal ini terjadi di Italia, Iran, dan Korea Selatan:

Ada banyak sekali kasus di Korea Selatan, Italia, dan Tiongkok sehingga sulit untuk melihat keseluruhan negara, namun kita coba perbesar pada sudut kanan bawah.

Ada lusinan negara dengan laju pertumbuhan kasus yang eksponensial. Sampai hari ini, mayoritas negara tersebut adalah negara-negara Barat.

Jika Anda mengikuti jenis tingkat pertumbuhan itu hanya selama seminggu, inilah yang Anda dapatkan:

Jika Anda ingin memahami apa yang akan terjadi, atau bagaimana untuk mencegahnya, Anda perlu melihat pada kasus-kasus yang sudah pernah mengalami semua hal ini: di Tiongkok, negara-negara belahan Timur yang memiliki pengalaman dengan kasus SARS sebelumnya, dan di Italia.

Tiongkok

Ini merupakan salah satu grafik yang paling penting.

Grafik ini menunjukkan pada garis warna oranye angka kasus resmi harian di provinsi Hubei: Berapa banyak orang didiagnosa pada hari itu.

Garis abu-abu menunjukkan angka kasus Covid-19 harian yang sebenarnya. CDC Tiongkok menemukan ini dengan menanyakan pasien saat proses diagnosis ketika gejala mereka mulai terasa.

Secara krusial, kasus sebenarnya ini tidak diketahui pada saat itu. Kita hanya bisa mengetahuinya dengan melihat mundur ke belakang: Pihak berwenang tidak tahu bahwa seseorang baru saja mulai mengalami gejala. Mereka hanya tahu saat seseorang pergi ke dokter dan didiagnosa.

Ini berarti garis oranye menunjukkan jumlah kasus yang diketahui pihak berwenang dan garis abu-abu adalah jumlah kasus yang sebenarnya terjadi.

Pada 21 Januari, jumlah kasus baru terdiagnosis (warna oranye) membengkak: ada sekitar 100 kasus baru. Kenyataannya, ada 1500 kasus baru pada hari itu yang tumbuh secara eksponensial. Namun pihak berwenang tidak mengetahui kasus-kasus tersebut. Yang mereka tahu adalah tiba-tiba ada 100 kasus baru untuk penyakit baru ini.

Dua hari kemudian, pihak berwenang menutup Wuhan. Pada titik tersebut, jumlah harian kasus baru terdiagnosis sebesar ~400. Catat angka tersebut: mereka membuat keputusan untuk menutup kota dengan hanya 400 kasus baru dalam sehari. Kenyataannya, ada 2500 kasus baru pada hari itu yang mereka tidak ketahui.

Sehari kemudian, 15 kota lainnya di Hubei pun ditutup.

Hingga 23 Januari, ketika Wuhan ditutup, Anda bisa melihat pada grafik garis abu-abu: pertumbuhan secara eksponensial. Kasus sebenarnya semakin membengkak. Segera setelah Wuhan ditutup, kasus pun melambat. Pada 24 Januari, ketika 15 kota ditutup, jumlah kasus yang sebenarnya (yakni garis abu-abu) mulai melambat. Dua hari kemudian, angka maksimum kasus sebenarnya telah tercapai dan angka tersebut bergerak turun semenjak itu.

Perlu dicatat bahwa kasus resmi (warna oranye) masih tetap tumbuh secara eksponensial: selama lebih dari 12 hari, memberikan kesan bahwa jumlah kasus ini masih membengkak. Namun kenyataannya tidak demikian. Hanya saja kasus-kasus itu menimbulkan gejala yang lebih jelas sehingga lebih banyak orang yang pergi ke dokter, dan sistem untuk mengidentifikasi mereka sudah lebih kuat.

Konsep kasus resmi dan kasus sebenarnya sangatlah penting. Mari kita ingat untuk pembahasan lebih lanjut.

Wilayah lain yang tersisa di Tiongkok terkoordinasi dengan baik oleh pemerintah pusat, sehingga mereka bisa melakukan tindakan cepat dan drastis. Inilah hasilnya:

Setiap garis mendatar adalah wilayah Tiongkok dengan kasus Covid-19. Setiap wilayah memiliki potensi untuk menjadi eksponensial, namun karena tindakan penutupan yang diambil pada akhir Januari, semuanya dapat menghentikan virus sebelum menyebar lebih jauh.

Sementara itu, Korea Selatan, Italia, dan Iran memiliki waktu satu bulan penuh untuk belajar, namun ternyata mereka tidak melakukannya. Mereka mulai mengalami pertumbuhan eksponensial seperti Hubei dan melewati angka jumlah kasus dari setiap wilayah Tiongkok sebelum akhir Februari.

Negara Belahan Timur

Jumlah kasus Korea Selatan telah membengkak, tapi pernah Anda membayangkan mengapa Jepang, Taiwan, Singapore, Thailand, atau Hongkong tidak mengalami hal yang sama?

Semua negara tersebut terdampak wabah SARS di tahun 2003, dan mereka belajar dari pengalaman itu. Mereka telah belajar betapa cepat penyebaran dan betapa mematikannya virus itu, sehingga mereka tahu bahwa hal ini harus ditanggapi dengan serius. Itulah mengapa semua grafik mereka, walaupun tumbuh lebih awal, masih tidak terlihat eksponensial.

Sejauh ini, kita memiliki kabar tentang meledaknya jumlah kasus Covid-19, pemerintah pun menyadari ancamannya, dan mulai mengekangnya. Tetapi di negara-negara lain, ceritanya benar – benar berbeda. 

Sebelumnya saya mengulas cerita tersebut, sebuah catatan untuk Korea Selatan: negara ini mungkin tergolong outlier. Penyebaran Covid-19 sudah terbatasi pada 30 kasus pertama. Pasien 31 adalah seorang super-spreader yang menularkan penyakitnya ke ribuan orang. Karena virus menyebar sebelum orang mengalami gejala-gejala, pada saat pihak berwenang baru menyadarinya, virus sudah tersebar. Sekarang mereka membayar konsekuensi untuk satu kejadian tersebut. Upaya penekanan laju penularan yang mereka lakukan sudah menunjukkan hasil, Italia kini telah melewati Korsel dari jumlah kasus, dan Iran akan melewati mereka besok (10 Maret 2020).

Negara Bagian Washington, AS

Anda sudah melihat bagaimana pertumbuhan Covid-19 di negara-negara Barat, dan seberapa buruknya prakiraan berjangka satu pekan saja. Sekarang bayangkan kalau upaya penekanan laju penularan tidak dilakukan seperti di Wuhan atau negara-negara Timur lainnya, dan Anda akan mendapati epidemi yang sangat masif.

Mari kita pelajari beberapa kasus, seperti Negara Bagian Washington, Wilayah Teluk San Francisco, Paris, dan Madrid.

Negara Bagian Washington adalah Wuhan-nya AS. Jumlah kasus di sana tumbuh secara eksponensial. Saat ini ada di angka 140. Namun sesuatu menarik terjadi di permulaan. Laju kematian melonjak tajam. Di suatu ketika, negara bagian ini memiliki 3 kasus dan satu kematian.

Kami tahu dari wilayah lainnya bahwa laju kematian karena Covid-19 itu berkisar antara 0,5% dan 5% (akan dibahas lebih lanjut di bagian lain). Bagaimana mungkin laju kematiannya menjadi 33%?

Ternyata virus telah menyebar tidak terdeteksi selama berminggu-minggu. Tidak hanya ada 3 kasus saja. Pihak berwenang hanya mengetahui sekitar 3 kasus saja, itu pun salah satunya meninggal, karena semakin serius gejala yang ditunjukkan pasien, semakin tinggi kemungkinan dia untuk diuji.

Karakteristik ini mirip dengan garis oranye dan abu-abu di Tiongkok: mereka hanya tahu tentang garis oranye (kasus resmi) dan terlihat baik-baik saja: hanya 3. Pada kenyataannya, terdapat ratusan,bahkan mungkin ribuan kasus sebenarnya.

Inilah kunci permasalahanya: Anda hanya tahu kasus resminya, bukan yang sebenarnya. Namun Anda perlu mengetahui angka yang sebenarnya. Bagaimana Anda dapat memperkirakan angka kasus sebenarnya? Ternyata ada beberapa macam cara. Dan saya punya model untuk keduanya, sehingga Anda dapat bermain dengan angka-angka tersebut (tautan langsung untuk menyalin model)

Cara pertama, melalui jumlah kematian. Jika Anda mendapati jumlah kematian di wilayah Anda, Anda dapat menggunakannya untuk menebak angka kasus sebenarnya saat ini. Kami tahu seberapa jauh perkiraan yang diperlukan seseorang mulai dari terjangkiti virus hingga mendekati kondisi akhir yang parah secara rata-rata (17,3 hari). Ini berarti seseorang yang meninggal pada tanggal 29 Februari di Negara Bagian Washington, kemungkinan besar terinfeksi sekitar tanggal 12 Februari.

Kemudian, Anda tahu laju mortalitas. Untuk skenario ini, saya menggunakan 1% (kami akan mendiskusikannya kemudian lebih rinci). Ini berarti, sekitar 12 Februari, ada sekitar ~100 kasus di wilayah tersebut (di mana hanya satu yang akan meninggal 17.3 hari kemudian).

Sekarang, gunakan waktu penggandaan rata-rata untuk Covid-19 (waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk jumlah kasus menjadi dua kali lipat), yakni 6,2 hari. Itu berarti bahwa, dalam rentang 17 hari yang seseorang terkena Covid-19 ran meninggal, kasus-kasus tersebut harus dikalikan dengan ~8 (= 2 pangkat (17 dibagi 6.2)). Itu berarti, jika Anda tidak mampu mendiagnosis semua kasus, ada kemungkinan bahwa satu kematian di hari ini berarti ada 800 kasus yang sebenarnya pada hari ini.

Negara bagian Washington hari ini memiliki 22 kasus kematian. Dengan perhitungan cepat, Anda akan mendapatkan 16.000 kasus Covid-19 yang sebenarnya hari ini. Sebanyak total gabungan kasus resmi di Italia dan Iran.

Jika melihat lebih rinci, kami menyadari bahwa 19 dari kematian tersebut berasal dari satu klaster, di mana mungkin sudah tidak menyebarkan virus secara luas. Sehingga jika kami menganggap 19 kasus kematian itu sebagai satu, total kematian di negara bagian ini adalah 4. Memperbarui model dengan angka tersebut, kita masih mendapati ~3.000 kasus hari ini.

Pendekatan yang dilakukan Trevor Bedford ini melihat pada virus itu sendiri dan mutasinya untuk menilai jumlah kasus saat ini.

Kesimpulannya adalah kemungkinan terdapat 1.100 kasus di negara bagian Washington saat ini.

Tidak ada satupun pendekatan ini yang sempurna, namun semua menunjuk pada pesan yang sama: Kita tidak tahu angka kasus yang sebenarnya, namun pastinya lebih besar dari angka kasus resmi. Bukan hanya ratusan. Bisa jadi ribuan, bahkan lebih dari itu.

Wilayah Teluk San Francisco

Hingga 8 Maret, belum ada kasus kematian di wilayah Teluk San Francisco. Hal ini mempersulit kita untuk mengetahui berapa banyak kasus sebenarnya di sana. Secara resmi, terdapat 86 kasus di sana. Namun, pengujian yang dilakukan di AS sangatlah tidak memadai karena keterbatasan perangkat uji. AS memutuskan untuk membuat perangkat uji (test kit) sendiri, yang ternyata tidak bekerja dengan baik.

Berikut adalah angka pengujian yang dilakukan di berbagai negara hingga 3 Maret:

Turki yang tidak memiliki kasus Covid-19, telah melakukan pengujian per penduduk 10 kali lebih banyak daripada AS. Situasi pun tidak lebih baik hari ini, dengan ~8000 pengujian dilakukan di AS, yang berarti ~4000 orang telah diuji.

Di sini, Anda bisa menggunakan sebagian kasus resmi untuk kasus nyata. Bagaimana cara memutuskan apa yang mana? Untuk Wilayah Teluk, mereka menguji semua orang yang telah melakukan perjalanan atau berhubungan dengan seorang wisatawan. Artinya, mereka mengetahui sebagian besar jumlah kasus yang terkait perjalanan, tetapi tidak ada kasus yang diakibatkan penyebaran masyarakat. Dengan bayangan perbandingan antara kasus yang diakibatkan oleh penyebaran dari masyarakat dengan penyebaran melalui perjalanan, Anda bisa memperkirakan seberapa banyak kasus nyata sebenarnya.

Saya melihat rasio serupa untuk Korea Selatan yang memiliki data yang bagus. Pada saat artikel ini ditulis, mereka memiliki 86 kasus dengan persentase kasus yang diakibatkan penyebaran wabah oleh masyarakat sebesar 86% (persamaan angka 86 dan 86% hanyalah kebetulan belaka).

Dengan angka tersebut, Anda bisa menghitung angka kasus sebenarnya. Jika Wilayah Teluk memiliki 86 kasus hari ini, dimungkinkan jumlah kasus sebenarnya sebesar ~600.

Perancis dan Paris

Perancis mengklaim 1.400 kasus per hari ini dan 30 kasus kematian. Menggunakan kedua metode di atas, Anda akan mendapatkan rentang jumlah kasus sebenarnya antara 24.000 dan 140.000. Saya ulangi lagi: jumlah kasus yang sebenarnya di Perancis kemungkinan besar 10 atau 100 kali lipat lebih besar dari angka kasus resmi.

Anda tidak percaya? Mari lihat kembali grafik dari Wuhan.

Jika Anda menjumlahkan garis berwarna oranye hingga tanggal 22/1, Anda mendapatkan 444 kasus. Sekarang jumlahkan semua garis berwarna abu-abu, anda akan memperoleh jumlah sebesar 12.000 kasus. Maka ketika Wuhan mengira bahwa baru memiliki 444 kasus, sebenarnya sudah terdapat kasus sebesar 27 kali lipat lebih banyak. Jika Perancis mengira sudah memiliki 1400 kasus resmi, maka angka sebenarnya sudah mencapai puluhan ribu.

Perhitungan yang sama diaplikasikan pada Paris. Dengan ~30 kasus di dalam kota, jumlah kasus sebenarnya dimungkinkan mencapai ratusan bahkan ribuan. Dengan 300 kasus dilaporkan dalam wilayah Ile-de-France, total kasus di dalam wilayah tersebut mungkin sudah mencapai puluhan ribu.

Spanyol dan Madrid

Spanyol memiliki angka yang sangat mirip seperti Perancis (1200 kasus vs. 1400, dan keduanya memiliki 30 kasus kematian). Ini berarti aturan yang sama bisa dipakai: Spanyol mungkin sudah memiliki lebih dari 20 ribu kasus yang sebenarnya.

Di wilayah Comunidad de Madrid, dengan 600 kasus resmi dan 17 kasus kematian, angka kasus yang sebenarnya berkisar antara 10.000 hingga 60.000.

Jika Anda membaca data tersebut dan mengatakan pada diri Anda, “Tidak mungkin, ini pasti tidak benar”, cukup pikirkan ini: Dengan angka jumlah kasus seperti ini, Wuhan sudah dilakukan penguncian (lockdown).

Dan jika Anda mengatakan pada diri sendiri: “Kan, Hubei cuma satu provinsi saja.”, izinkan saya mengingatkan Anda bahwa Hubei memiliki 60 juta warga, lebih besar dari Spanyol dan kira-kira seukuran Perancis.

2. Apa yang Akan Terjadi Ketika Kasus Covid-19 Ini menyebar?

Covid-19 sudah ada di sini, tak terlihat tetapi tumbuh secara eksponensial. 

Apa yang terjadi di negara ini ketika virusnya menyebar? Untungnya kita sudah punya contoh tempat yang terdampak. Contoh paling baik adalah Hubei dan Italia. 

Tingkat Kematian

Data WHO menunjukkan bahwa 3.4% orang yang terkena Covid-19 akan meninggal. Angka ini sebenarnya perlu konteks. Penjelasannya adalah : 

Tingkat kematian sangat tergantung dari negara dan waktunya : antara 0.6% di Korea Selatan dan 4.4% di Iran. Mengapa bisa berbeda? Kita bisa melakukan analisa lebih lanjut. 

Ada 2 cara kita bisa menghitung tingkat kematian : kematian dibanding total jumlah kasus dan kematian dibanding per kasus yang telah selesai. Perhitungan pertama terdapat kemungkinan hasil perhitungan yang terlalu rendah (underestimate) karena pada kasus yang masih ditangani terdapat kemungkinan untuk meninggal. Perhitungan kedua terdapat kemungkinan  hasil perhitungan terlalu tinggi (overestimate), karena kemungkinan kematian dianggap selesai lebih cepat dibanding yang sembuh. 

Apa yang perlu dilihat adalah dua perhitungan ini bergerak seiring waktu. Kedua perhitungan ini akan memberikan hasil yang sama setelah semua kasus ditutup. Jadi, bila anda proyeksikan gerakan di masa lampau sampai ke masa depan, anda bisa membuat perkiraan berapa angka kematian final.

Ini yang terlihat dari data. Saat ini, tingkat kematian di China berkisar 3.6% hingga 6.1%. Jika kita proyeksikan ke masa depan, perkiraannya ada di kisaran 3.8%-4%. Angka ini dua kali dari perkiraan kita saat ini, dan 30 kali lipat lebih buruk daripada penyakit influenza. 

Grafik berikut ini terdiri dari dua kasus : Hubei dan seluruh China. 

Tingkat kematian di Hubei kemungkinan akan menuju 4.8%. Sementara itu, di seluruh china akan menuju ke angka 0.9%. 

Grafik di bawah ini adalah tingkat kematian untuk Iran, Italia dan Korea selatan. Negara-negara ini adalah negara dengan angka kematian yang cukup tinggi sehingga relevant. 

Grafik dari Iran dan Italia di atas menunjukkan bahwa tingkat kematian akan mendekati kisaran 3%-4%. Pendapat saya hasil akhirnya akan mendekati ke angka tersebut. 

Korea selatan adalah contoh yang paling menarik karena ada 2 perhitungan yang benar-benar tak terhubung : kematian dibanding seluruh kasus hanya 0.6%, namun kematian dibanding kasus yang selesai mencapai 48%. Kemungkinan Korea Selatan mengambil tindakan aman : mereka memeriksa semua orang (dengan memeriksa semua orang, persentase yang meninggal menjadi sangat rendah), dan membuat jangka waktu kasus lebih lama (Korea Selatan menutup kasus hanya ketika pasien meninggal). Hal ini relevan dengan angka kematian per kasus yang berkisar di angka 0.5% dari awal dan kelihatannya akan tetap berada di angka tersebut. 

Kasus lain yang dapat menjadi perhatian adalah kapal pesiar Diamond Princess : 706 kasus, 6 kematian dan 100 orang sembuh. Tingkat kematiannya adalah antara 1% dan 6.5%. Dari beberapa studi kasus di atas kesimpulan yang dapat ditarik adalah : 

  • Negara yang siap akan mengalami tingkat kematian sekitar 0.5% (Korea Selatan) hingga 0.9% (China)
  • Negara-negara yang kewalahan menangani akan mengalami tingkat kematian di antara 3% – 5%

Dengan kata lain: Negara yang bisa bergerak cepat dalam mengatasi pandemi ini akan mampu mengurangi angka kematian hingga 10 kali lebih sedikit. Dan ini hanya dalam hal penghitungan jumlah tingkat kematian saja. Kecepatan tanggapan dalam penanggulangan pandemi juga mampu mengurangi jumlah kasus secara signifikan. Tentunya ink bukan pilihan yang sulit.

Negara yang mampu cepat tanggap dalam menanggulangi pandemi akan mampu mengurangi angka kematian hingga 10 kali lipat lebih rendah.

Jadi apa yang perlu dipersiapkan oleh sebuah negara?

Tekanan apa yang akan dialami oleh sistem kesehatan kita?

Sekitar 20% kasus covid19 memerlukan rawat inap, 5% kasus memerlukan unit Intensif Gawat Darurat (IGD), dan sekitar 1% memerlukan rawatan intensif, dengan alat semacam ventilators atau ECMO (extra-corporeal oxygenation).

Permasalahannya adalah, alat-alat seperti ventilators dan ECMO tidak bisa dibeli atau diproduksi dengan mudah. Beberapa tahun yang lalu, Amerika Serikat hanya memiliki total 250 mesin ECMO, contohnya.

Implikasinya adalah ketika tiba-tiba sebuah negara memiliki 100,000 pasien yang terinfeksi, tentu mereka perlu dites. Sekitar 20,000 akan memerlukan rawat inap, 5,000 akan memerlukan IGD, dan 1,000 akan memerlukan mesin yang kita tidak miliki sekarang. Dan kita hanya bicara mengenai 100,000 kasus saja.

Ini masih belum menyangkut masalah lain misalnya ketersediaan masker. Negara seperti Amerika Serikat hanya memiliki 1% jumlah masker yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja kesehatan (12 juta N95, 30M masker surgical dibanding 3.5 miliar  total yang diperlukan). Jika tiba-tiba terdapat banyak kasus yang terjadi, AS hanya akan bisa memenuhi kebutuhan masker untuk 2 minggu saja.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong atau Singapura, juga daerah-daerah di RRC di luar Hubei, sudah siap dan mampu memberikan pelayanan untuk pasien yang membutuhkan.

Tetapi mengapa kebanyakan negara-negara barat malah sepertinya lebih mengikuti jejak Hubei dan Italia? Ada apa gerangan?

Apa yang terjadi ketika sistem kesehatan kewalahan menangani pasien 

Cerita yang terjadi di Hubei dan Italia akan terjadi saat kebanjiran pasien. Hubei bisa membangun dua rumah sakit dalam 10 hari, tapi tetap saja kewalahan. 

Rumah sakit di kedua daerah itu tetap kebanjiran pasien. Pasien harus di rawat di tempat yang ada : Di selasar, di ruang tunggu,

Tenaga medis harus tetap memakai pelindung yang sama berjam-jam, karena pelindung yang tersedia tidak cukup. Hasilnya adalah, mereka tidak bisa meninggalkan area terinfeksi selama berjam-jam. Saat hal ini terjadi, kondisi tubuh mereka akan melemah, mengalami dehidrasi, dan kehabisan tenaga. Tak ada lagi pergantian jam tugas. Tenaga-tenaga yang sudah pensiun terpaksa diperbantukan. Tenaga tanpa pengetahuan medis juga diberikan pelatihan kilat agar bisa memenuhi keperluan tambahan tenaga. Semua orang bersiap untuk diminta bantuan. 

Kondisi ini akan terus terjadi hingga tenaga medis sendiri jatuh sakit. Dan ini banyak terjadi. Para tenaga medis ini terpapar virus, tanpa perlindungan. Ketika hal tersebut terjadi, tenaga medis perlu dikarantina selama 14 hari, yang menyebabkan mereka tidak bisa membantu menangani pasien. Skenario terbaik : waktu hilang 2 minggu. Skenario terburuk : Meninggal. 

Kondisi terparah ada di ICU, ketika pasien membutuhkan ventilators atau ECMO. Dua peralatan ini tidak bisa dibagi, tenaga medis perlu memutuskan siapa yang bisa menggunakannya. Hal ini berarti siapa yang hidup dan siapa yang meninggal. 

Setelah beberapa hari, kami harus memilih. […] tidak semua orang bisa dilakukan intubasi. Kami memutuskan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan.” – Christian Salaroli, dokter italia

Hal-hal inilah yang akan mendorong sistem kesehatan memiliki tingkat kematian menjadi 4% dan bukan 0.5%. Jika ingin negara masuk dalam 4%, tak perlu lakukan apapun. 

3. Apa Yang Sebaiknya Anda Lakukan?

Flatten the Curve (Tekan Kurvanya)

Wabah ini sudah menjadi pandemi dan tidak bisa dihilangkan. Namun apa yang dapat kita lakukan adalah mengurangi dampaknya.

Beberapa negara bisa jadi contoh dalam hal ini. Negara yang terbaik dalam melakukannya adalah Taiwan, yang mempunyai hubungan erat dan dekat dengan Tiongkok dan namun memiliki kurang dari 50 kasus per hari ini. Jurnal terbaru  berikut ini menjelaskan semua upaya yang mereka ambil sejak awal, berfokus pada pembatasan. (https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2762689)

Mereka dapat membatasi kejadian ini, akan tetapi banyak negara yang tidak punya keahlian untuk itu, atau bahkan tidak melakukannya. Sekarang, mereka melakukan tindakan yang berbeda: mitigasi. Mereka perlu membuat virus ini sejinak mungkin.

Jika kita mengurangi infeksi sebanyak mungkin, sistem kesehatan kita dapat menangani kasus dengan lebih baik serta mendorong laju kematian lebih rendah. Dan, jika kita menyebarkan informasi ini seiring berjalannya waktu, kita akan sampai pada titik di mana seluruh masyarakat dapat divaksinasi, sehingga  menghilangkan risiko tersebut secara keseluruhan. Sehingga, tujuan kita adalah untuk tidak menghilangkan penularan Covid-19, namun untuk menangguhkan penularannya.

Apabila kita bisa menangguhkan munculnya kasus baru dengan lebih baik, maka sistem kesehatan dapat berfungsi dengan lebih baik, laju kematian semakin rendah, dan besaran populasi yang dapat divaksinasi sebelum mereka terinfeksi bisa lebih tinggi.

Bagaimana kita menekan kurvanya?

Social Distancing (Jaga Jarak Interaksi)

Ada satu hal sangat sederhana yang dapat kita lakukan dan berguna: social distancing atau jaga jarak interaksi.

Jika melihat kembali ke grafik Wuhan sebelumnya, Anda akan ingat bahwa sesaat setelah ada pembatasan, jumlah kasus menurun. Itu dikarenakan masyarakat tidak berinteraksi dengan orang lain, dan virus tidak menyebar.

Menurut konsensus ilmiah saat ini, virus dapat disebarkan dalam jarak 2 meter melalui cipratan air liur saat seseorang batuk. Jika tidak, tetesan air liur akan jatuh ke tanah dan tidak menginfeksi Anda.

Maka infeksi terburuk selanjutnya adalah melalui permukaan di mana virus dapat bertahan hidup dalam hitungan jam atau bahkan hari pada permukaan yang berbeda. Jika virus ini berperilaku seperti virus influenza, dia dapat bertahan berminggu-minggu pada permukaan metal, keramik, dan plastik. Ini berarti benda-benda seperti pegangan pintu, meja, atau tombol lift dapat menjadi vektor infeksi atau sarana virus untuk menginfeksi.

Satu-satunya cara untuk benar-benar menguranginya adalah dengan menjaga jarak interaksi (social distancing): meminta masyarakat agar tetap di dalam rumah sebisa mungkin, selama mungkin sampai peristiwa ini mereda.

Cara ini sudah terbukti di masa lalu, yaitu pada Pandemi Flu 1918.

Belajar dari Pandemi Flu 1918

Dari grafik di atas, Anda dapat melihat bagaimana Philadelphia tidak melakukan tindakan social distancing dengan cepat dan mendapati kenaikan besar pada laju kematian. Bandingkan dengan St Louis, yang bertindak cepat.

Kemudian lihat Denver pada grafik di bawah ini, yang awalnya melakukan social distancing dan kemudian melonggarkannya. Maka, terjadinya double peak dimana “puncak” kedua lebih tinggi daripada yang pertama.

Jika digeneralisir, ini yang akan Anda temukan:

Grafik ini menunjukkan, pada Flu 1918 di Amerika Serikat, angka kematian yang terjadi per kota tergantung pada seberapa cepat tindakan social distancing dilakukan. Sebagai contoh, kota seperti St Louis melakukan tindakan 6 hari sebelum Pittsburg, dan mendapati kurang dari setengah jumlah kematian per warga. Rata-rata, dengan melakukan tindakan social distancing 20 hari lebih awal dapat memangkas laju kematian menjadi setengahnya.

Italia berhasil menerapkannya. Pertama, mereka mengunci wilayah Lombardy pada hari Minggu, dan sehari kemudian, pada hari Senin, mereka menyadari bahwa mereka harus mengunci seluruh wilayah dalam satu negara.

Semoga kita bisa melihat hasilnya dalam beberapa hari kemudian. Walaupun begitu, diperlukan satu hingga dua pekan untuk melihat hasilnya. Ingat grafik Wuhan: ada penundaan selama 12 hari antara momen diumumkannya lockdown dan momen ketika jumlah kasus resmi (berwarna orange) mulai menurun.

Bagaimana Politisi Dapat Berkontribusi Pada Social Distancing?

Pertanyaan yang dilontarkan oleh politisi adalah bukan apakah mereka harus melakukan sesuatu tetapi tindakan tepat apa yang harus mereka ambil.  Ada beberapa tahapan untuk mengontrol epidemi, mulai dari antisipasi dan berakhir pada eradikasi. Tetapi kebanyakan pilihan yang ada telah basi. Dengan tingkat kasus seperti sekarang, hanya ada dua pilihan bagi politisi sekarang, penahanan atau mitigasi.   and mitigation.

Penahanan

Penahanan adalah memastikan semua kasus diidentifikasi, dikontrol dan diisolasi. Ini yang dilakukan oleh Singapura, Hongkong, Jepang atau Taiwan dengan baik: mereka dengan cepat membatasi jumlah orang yang masuk, mengidentifikasi yang sakit, segera mengisolasi mereka, menggunakan alat pelindung paling prima untuk melindungi pekerja kesehatan mereka, melacak semua kontak, mengkarantina mereka.  Ini bisa berhasil saat anda sudah bersiap dan melakukannya sejak awal, tanpa membuat perekonomian terhenti. 

Saya sudah mengangkat pendekatan Taiwan. Tetapi saya juga memuji pendekatan Tiongkok. Upaya yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka sangat mencengangkan. Contohnya, mereka punya 1800 tim berisi 5 orang yang masing-masing melacak setiap orang yang terinfeksi, dengan siapa mereka berinteraksi, kemudian melacak interaksi orang yang berinteraksi dengan pasien yang terinfeksi, lalu mengisolasi kelompok itu. Inilah alasan mereka berhasil menahan virus ini di wilayah negara berpenduduk satu miliar. 

Akan tetapi, negara belahan Barat tidak melakukan ini, dan sekarang sudah terlambat. Pengumuman AS baru-baru ini yang melarang perjalanan dari beberapa kota di Eropa adalah upaya penahanan untuk sebuah negara, yang pada hari ini punya kasus tiga kali lebih besar daripada Hubei saat Hubei ditutup, dan berkembang secara eksponensial. Ini merupakan upaya penahanan, padahal yang dibutuhkan adalah mitigasi. 

Saat sudah ada ratusan, bahkan ribuan kasus berkembang dalam sebuah populasi, sudah tidak cukup hanya mencegah masuknya kasus baru, melacak yang ada dan mengisolasi mereka dan orang yang berhubungan dengan mereka. Langkah selanjutnya adalah mitigasi.

Mitigasi

Mitigasi memerlukan social distancing yang sangat berat. Masyarakat harus menghentikan kegiatan berkumpul atau nongkrong untuk menurunkan laju transmisi, dari R=~2–3 menjadi di bawah 1, hingga virus itu secara berkala mati.

Tindakan ini memerlukan penutupan perusahaan, pertokoan, transportasi umum, sekolah, penguncian wilayah dengan paksa. Semakin buruk situasinya, semakin buruk pula social distancing yang dilaksanakan. Lebih cepat anda melakukan ini, lebih sedikit waktu yang diterapkan untuk social distancing, semakin mudah anda mengidentifikasi kasus pemicu dan semakin sedikit orang yang terinfeksi. 

Inilah yang Wuhan telah lakukan. Inilah apa yang terpaksa Italia terima. Karena ketika virus merajalela, tindakan satu-satunya adalah menghentikan penyebaran pada semua area yang terinfeksi sesegera mungkin.

Dengan ribuan kasus resmi — dan puluhan ribu kasus yang sebenarnya — inilah hal yang perlu dilakukan oleh negara seperti Iran, Perancis, Spanyol, Jerman, Swiss atau AS.

Namun mereka tidak melakukan ini.

Beberapa usaha bisa dilakukan di rumah, dan itu fantastis.
Beberapa acara massal dihentikan.
Beberapa area terdampak mengkarantina dirinya sendiri.
Semua tindakan ini akan memperlambat virus.

Tetapi ini tidak cukup untuk mendapati laju transmisi ini, si faktor R, dari 2.5 menjadi 2.2 atau bahkan 2. Kita perlu menjadikannya di bawah 1 selama mungkin, dalam jangka waktu tertentu, untuk membunuh virus. Dan jika kita tidak dapat melakukannya, kita perlu menurunkan laju hingga mendekati 1 selama mungkin, untuk menekan kurvanya.

Sehingga pertanyaannya berubah menjadi: Apa saja pengorbanan yang bisa kita lakukan untuk menurunkan nilai R? Inilah “menu” yang telah Italia hadirkan di hadapan kita semua: 

  • Tidak ada yang boleh masuk atau keluar dari area yang dikunci, kecuali ada alasan yang dapat dibuktikan terkait keluarga atau pekerjaan.
  • Hindari pergerakan di dalam wilayah, kecuali adanya keperluan mendesak terkait pribadi maupun pekerjaan dan tidak dapat ditunda.
  • Orang dengan gejala (infeksi pernapasan dan demam) “sangat disarankan” untuk tetap di dalam rumah.
  • Waktu cuti para pekerja pelayanan kesehatan ditangguhkan.
  • Lakukan penutupan seluruh lembaga pendidikan (sekolah, universitas), pusat kebugaran/gym, museum, arena ski, pusat budaya dan sosial, kolam renang, dan teater.
  • Bar dan restoran membatasi waktu operasional mulai pukul 06:00 hingga 18:00, dengan paling tidak memberi jarak satu meter antara pengunjung.
  • Seluruh pub dan klub harus tutup.
  • Semua aktivitas komersial harus menjaga jarak satu meter antar konsumen. Jika tidak mampu, maka harus ditutup. Sarana peribadatan masih dapat dibuka sepanjang masih dapat menjamin adanya jarak antar pengguna.
  • Kunjungan keluarga dan teman ke rumah sakit dibatasi.
  • Pertemuan bisnis harus ditunda dan menganjurkan untuk bekerja dari rumah/remote working.
  • Semua kegiatan dan kompetisi olahraga, umum maupun privat dibatalkan. Kegiatan penting diadakan secara tertutup.

Lalu dua hari kemudian, mereka menambahkan:

Tidak, kenyataannya, Anda perlu menutup semua bisnis usaha yang tidak krusial. Maka sekarang kami menutup semua aktivitas komersial, kantor, kafe, dan pertokoan. Hanya transportasi, farmasi, toko bahan pangan akan tetap buka.

Salah satu pendekatan yang dipakai adalah peningkatan penanganan secara bertahap. Sayangnya, hal ini memberikan waktu berharga untuk virus menyebar. Jika Anda ingin aman, lakukan seperti gaya Wuhan. Masyarakat mungkin akan mengeluh sekarang, namun mereka akan berterima kasih di kemudian hari. 

Bagaimana Para Pemimpin Bisnis Dapat Berkontribusi Pada Social Distancing?

Jika Anda para pemimpin bisnis dan ingin tahu apa yang harus dilakukan, sumber terbaik untuk Anda adalah Staying Home Club. Di sana terdapat daftar kebijakan social distancing yang telah dilaksanakan oleh perusahaan teknologi Amerika Serikat. Sejauh ini ada 138 perusahaan, berkisar dari aturan memperbolehkan Bekerja Dari Rumah hingga mewajibkannya, hingga pembatasan kunjungan, pelesir, atau kegiatan.

Ada banyak hal yang harus ditentukan perusahaan, seperti misalnya bagaimana perlakukan untuk pekerja yang diupah per jam, apakah tetap membuka kantor atau tidak, bagaimana wawancara dilaksanakan, apa yang harus dilakukan dengan kantin karyawan. Jika Anda ingin tahu bagaimana perusahaan saya menangani hal-hal tersebut, bersamaan dengan model pengumuman kepada para karyawan, berikut contoh yang digunakan perusahaan saya (versi web saja).

4. Kapan?

Sangat mungkin jika sejauh ini Anda setuju dengan apa saja yang saya sampaikan, anda mulai bertanya-tanya secepat apa masing-masing keputusan tersebut harus dilakukan. Atau dapat juga disebutkan, pemicu seperti apa yang harus kita miliki untuk setiap tingkat penanganan.

Model Pemicu Berbasis Risiko (Risk-based Model for Triggers)

Untuk memecahkan hal tersebut, saya telah membuat sebuah model.

Model ini membantu Anda menilai kemungkinan jumlah kasus di wilayah Anda, probabilitas apakah karyawan Anda telah terjangkit, bagaimana situasi tersebut berubah sepanjang waktu, dan bagaimana informasi tersebut bisa memberikan saran untuk meneruskan atau menutup operasi kantor.

Model tersebut memberitahu kita hal-hal seperti:

  • Jika perusahaan Anda memiliki 100 karyawan di wilayah Washington yang memiliki 11 kasus kematian karena Covid-19, ada 25% kemungkinan bahwa seorang karyawan Anda terinfeksi, dan Anda harus menutup kantor sesegera mungkin.
  • Jika perusahaan Anda memiliki 250 karyawan mayoritas berlokasi di wilayah Teluk Selatan (wilayah San Mateo dan Santa Clara, di mana bila digabungkan terdapat 22 kasus resmi dan angka benarnya dimungkinkan paling sedikit 54 kasus), pada tanggal 9 Maret, Anda memiliki kemungkinan ~2% untuk mendapati satu karyawan terinfeksi.
  • Jika perusahaan Anda ada di Paris, dan memiliki 250 karyawan di sana, hari ini ada kemungkinan 0,85% kalau salah satu karyawan Anda terinfeksi Covid-19, dan keesokan harinya, akan naik menjadi 1,2%, sehingga jika Anda mengambil batas kemungkinan 1%, Anda harus menutup kantor Anda besok.

Model ini menggunakan label seperti “perusahaan” dan “karyawan”, namun model yang sama bisa digunakan untuk entitas lainnya: sekolah, transportasi publik, dan lain-lain. Maka jika Anda hanya memiliki 50 karyawan di Paris, namun semuanya menggunakan kereta, bersama ribuan penumpang lainnya, maka tiba-tiba kemungkinan bahwa setidaknya satu dari mereka akan terinfeksi akan lebih tinggi dan Anda harus segera menutup kantor secepatnya.

Jika Anda masih bersikukuh karena tidak ada satupun menunjukkan gejala-gejalanya, sadarlah bahwa 26% dari penularan terjadi jauh sebelum adanya gejala.

Apakah Anda Termasuk Kelompok Para Pemimpin?

Perhitungan matematis ini cukup egois. Perhitungan ini melihat risiko setiap perusahaan secara individual, mengambil risiko sebanyak yang kita inginkan hingga ancaman yang tak terhindarkan dari Covid-19 dapat menutup kantor kita.

Namun jika Anda tergabung dalam sekelompok liga pemimpin bisnis atau politisi, kalkulasi Anda tidak hanya untuk satu perusahaan saja, namun untuk keseluruhannya. Perhitungan matematisnya berubah menjadi: Seperti apa kemungkinannya bahwa salah satu dari perusahaan kita terinfeksi? Jika kalian adalah sebuah grup berisikan 50 perusahaan dengan rata-rata jumlah karyawan sebanyak 250 orang, di area Teluk San Francisco, ada 35% kemungkinan bahwa setidaknya salah satu perusahaan memiliki karyawan yang terinfeksi, dan 97% kemungkinan bahwa hal tersebut akan terjadi di pekan depan. Saya telah menambahkan sebuah label di dalam model untuk mencoba perhitungan tersebut. 

Kesimpulan: Risiko yang Harus Dibayar Karena Menunggu

Tentu menakutkan sekali untuk membuat keputusan kebijakan saat ini, tapi anda seharusnya tidak berpikir demikian.

Model teoritis ini menunjukkan beberapa komunitas yang berbeda: satu komunitas TIDAK melakukan penjagaan jarak, yang satu lagi memulai penjagaan jarak pada hari ke-n setelah wabah dimulai, dan yang satu lagi memulainya pada hari ke-n+1 setelah wabah dimulai. Semua angka adalah fiksi (Saya memilih angka tersebut agar mirip dengan kasus yang terjadi di Hubei, sekitar ~6k kasus baru per-hari di puncak wabah). Ini hanya sebagai ilustrasi betapa pentingnya SATU HARI untuk wabah yang mampu berkembang secara eksponensial. Anda bisa lihat bagaimana penundaan satu hari ini terlihat efeknya dengan puncak yang muncul lebih lambat dan lebih tinggi, lalu kemudian kasus harian menyatu di angka 0.

Jadi bagaimana dengan kasus kumulatif?

Di model teoritis yang secara perkiraan mirip dengan Hubei, menunggu satu hari saja berakibat munculnya 40% lebih banyak kasus! Jadi, mungkin jika otoritas Hubei memutuskan untuk menutup kota secara total (lockdown) pada tanggal 22 Januari dan bukan pada 23 Januari,  mungkin mereka bisa mengurangi jumlah kasus sebanyak 20 ribu.

Dan ingat, kita hanya berbicara tentang jumlah kasus saja. Kematian tentu akan lebih tinggi. Karena bukan hanya akan ada 40% lebih banyak angka kematian, akan ada juga efek dari runtuhnya sistem kesehatan yang akan mengakibatkan tingkat kematian untuk mencapai 10x lebih tinggi dari yang kita sudah lihat sebelumnya. Jadi satu hari penundaan dalam menjalankan usaha penjagaan jarak dapat menutup kemungkinan naiknya jumlah kematian di komunitas anda dengan mengalikan faktor banyaknya kasus dan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Ini adalah ancaman eksponensial. Setiap hari adalah saat yang penting. Ketika anda menunda satu hari saja, mungkin anda tidak akan bertanggung jawab terhadap beberapa kasus saja. Mungkin sudah ada ratusan atau ribuan kasus di komunitas anda. Setiap hari tanpa upaya penjagaan jarak, kasus baru akan bertambah secara eksponensial.

Bagikan artikel ini

Ini mungkin satu-satunya masa dimana membagikan artikel bisa menyelamatkan jiwa orang-orang di sekitar anda. Banyak orang yang perlu memahami ini untuk menghindari bencana. Inilah saatnya kita bertindak.


Sumber: https://medium.com/@tomaspueyo/Covid-19-act-today-or-people-will-die-f4d3d9cd99ca