Lanjut ke konten

Do’s and Don’ts dalam Social Distancing

Kuncinya hanya satu: Apakah kondisi tubuh kita sehat dan apakah kita punya gejala sakit?

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Ada istilah baru dalam pencegahan transmisi virus korona agar tidak terkena COVID-19, yakni Social Distancing, alias menjaga jarak dalam berinteraksi dengan orang lain selama wabah ini merajalela.

Namun, walaupun Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan hal ini, bahkan sebuah gerakan, #DiamDiRumahCuk mengajak kita untuk tidak berkeliaran di luar rumah dan membatasi kegiatan yang mengharuskan kita bertemu dengan orang banyak, apakah artinya kita harus jadi petapa? Lalu, bagaimana nasib kafe dan restoran langganan yang pastinya akan kehilangan langganan? Bisa-bisa mereka bangkrut. Lalu, kalau pas lagi PDKT sama seseorang, masa dianggurin? Lalu, kalau rambut warnanya sudah nggak cakep lagi, atau potongannya sudah amburadul, bagaimana? Terus, nenek dan kakek yang biasanya tiap minggu pasti ketemuan, kasihan dong kalau nggak dikunjungi? Salah-salah dicoret dari daftar warisan.

Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dipakai jadi panduan, kapan kita bisa keluar dan bergaul, kapan sebaiknya kita diam di rumah saja. Kuncinya hanya satu: Apakah kondisi tubuh kita sehat? Apakah kita punya gejala sakit?

Saya sehat kok. Gak pilek, gak batuk, gak demam.
Boleh ke restoran atau kafe tidak?

Sebaiknya sih tidak.
Tapi, kalau memang sudah bosan banget di rumah, bosan masak sendiri, atau butuh gaul sedikit, sebaiknya cari restoran atau cafe yang tidak terlalu ramai dan posisi duduknya tidak terlalu berdekatan satu dengan yang lainnya. Jangan malah antri boba drinks. Usahakan ada jarak aman antara Anda dengan orang lain sejauh minimal 1,8 – 2 meter. Jangan berbagi makanan atau alat makan, apalagi sok mesra suap-suapan. Jangan ambil makanan orang lain. Dan yang pasti, selalu ingat untuk cuci tangan pakai sabun setiap sebelum/sesudah makan, setelah ke WC, dan setelah menyentuh permukaan yang kemungkinan tercemar jejak percikan atau cairan orang lain, seperti pegangan pintu, meja, kursi, atau bahkan uang. Jangan lupa, kalau batuk atau bersin, tutup dengan tisu dan buang tisunya segera ke tong sampah, atau pakai bagian dalam siku untuk menutup mulut. Ini adalah tanggung jawab setiap orang untuk menjaga keamanan diri dan keamanan orang lain. 

Bolehkah ajak teman ke rumah buat makan - makan atau main PUBG bareng?

Boleh. Tapi ingat, yang diajak sebaiknya kondisinya juga sehat.
Pastikan mereka yang diundang tidak sedang demam, batuk, atau pilek. Kalau mereka datang dan kelihatan tidak sehat, minta dia untuk pulang, atau sekalian bubar saja kumpul-kumpulnya. Pas ngumpul, pastikan tersedia tempat untuk cuci tangan dan sabun untuk cuci tangan atau cairan pembersih alkohol. Jangan duduk terlalu dekat, jaga jarak jika memungkinkan 1,8-2 meter. Jangan berbagi makanan, alat makan, apalagi nyomot makanan orang lain. Kalau mau main PUBG bareng, misalnya, pastikan semua barang yang akan dipakai main dilap dulu dengan cairan disinfektan sebelum dan sesudah main.  Pastikan rumah dibersihkan pakai cairan disinfektan sebelum dan sesudah acara. Lap menggunakan cairan pembersih untuk meja, pegangan pintu, jendela, kursi, dan semua permukaan yang kira-kira akan tersentuh tangan atau kena cipratan liur orang lain. Jangan undang terlalu banyak orang. Ingat bahwa makin banyak orang yang datang, makin besar risiko transmisi virusnya. Jadi kalau mau ngundang teman, cukup dua tiga orang, jangan satu RT diundang.  

Boleh kencan tidak?

Mau kencan? Silahkan, tapi tetap jaga keamanan diri.
Pastikan pasangan kencan dalam kondisi sehat juga. Jangan ke tempat yang banyak orang ramai seperti ke konser dangdut atau pasar malam. Ajak ketemu di restoran atau kafe yang tidak terlalu ramai. Lihat panduan soal makan di restoran dan kafe. Hindari bergandengan tangan saat sedang kencan.

Tapi, kenapa tidak coba kencan lewat WA call atau WA text? Anggap aja kayak dulu ayah ibu kita pas pacaran harus ngirim surat buat komunikasi. 

Boleh Nge-gym gak?
Takut badan gendut nih!

Mau nge-gym, silahkan.
Sekali lagi, jaga jarak aman dengan orang lain. Jangan taruh handuk sembarangan yang memungkinkan kuman menempel. Jangan lupa bawa cairan disinfektan dan tisu buat ngelap semua permukaan yang terkena sentuhan orang.  Cuci tangan pakai sabun, jangan sentuh-sentuh muka. Cari waktu di saat gym tidak ramai, jadi tidak harus berkumpul dengan banyak orang. Tapi, daripada ngegym, kenapa tidak coba naik sepeda, jogging, atau jalan kaki di taman?  Yang penting kan olahraga biar tetap sehat. 

Waduh, harus ke supermarket!
Jadi parno, kan rame.

Kalau mau belanja, sekali lagi, cari waktu saat jumlah pengunjung paling sedikit.  Jadi bisa aja belanja pagi-pagi pas baru buka, atau malam sebelum tutup. Jangan lupa pakai pelindung yang diperlukan kalau ke supermarket. Eh, iya, jaman sekarang kan bisa belanja online? Kenapa nggak belanja online saja? Jangan lupa bilang sama yang antar barang supaya barang ditinggal di depan pintu saja. Kasih tip bisa secara online juga, kan?

Aduh, saya harus naik Bus / KRL nih.
Gimana dong?

Kalau memungkinkan, kerja dari rumah.
Tapi kalau tidak bisa, maka yang terpenting adalah menjaga keamanan diri dari transmisi selama dalam perjalanan.  Cari tempat duduk yang tidak berdesakan sama orang lain. Pakai masker dan kacamata untuk melindungi diri selama di jalan. Jangan pegang-pegang mata, hidung, atau mulut sebelum cuci tangan.

Kalau bisa, coba pergi bareng sama teman yang punya mobil, patungan bensin kalau perlu. Ini jauh lebih aman daripada desak-desakan di bus atau KRL. 

Boleh gak bikin pesta ulang tahun atau perkawinan?

Kalau bisa, jangan.
Kenapa? Orang banyak datang. Ada lansia, anak kecil, ibu hamil, dan sebagainya, yang punya risiko kena penularan lebih tinggi dibanding orang dewasa yang sehat. Lagipula kondisi kayak begini, yakin orang pada mau datang? Tapiiiii, kalau nikah kan memang nggak mungkin ditunda, lah. Jadi kalau misalnya mau menikah, kenapa tidak nikah tamasya?  Cukup akad nikah di KUA atau pemberkatan di gereja atau upacara di vihara dengan orang tua dan saksi, lalu pulang dan nikmati honeymoon di rumah. Atau, kalau memang benar-benar harus dirayakan, coba adakan pestanya di luar ruangan. Jadi bikin outdoor wedding party, gitu. Jangan undang terlalu banyak orang. Cukup keluarga dan sahabat dekat. Jangan lupa sediakan hand sanitizers di tempat-tempat strategis supaya tamu bisa membersihkan tangan. Nggak usah salaman apalagi cipika cipiki. Cukup foto bareng, dadah dadah, ucapkan terima kasih karena sudah mau datang. Dan jangan lupa, kasih tahu tamu kalau mereka sakit, tanpa mengurangi rasa hormat, dimohon jangan datang. Kirim doa, berkat dan/atau angpao saja. 

Ini kakek dan nenek gimana dong?
Boleh ditengokin ga?

Lebih baik tidak mengunjungi keluarga kalau mereka tinggal di panti jompo.
Kenapa? Takutnya penghuni panti yang lainnya ketularan. Lebih baik hubungi lewat telepon atau video call saja.  Tapi kalau misalnya mereka tinggal di rumah sendiri, silakan kunjungi, asal jangan rame-rame. Satu dua orang saja yang datang berkunjung, satu atau dua jam, terus pulang. Bergantian sama yang lain. Atau atur waktu untuk menentukan hari apa yang berkunjung ke tempat kakek nenek siapa.  Jadi, tidak hanya kita membantu menjaga keamanan kakek nenek kita, tapi kita juga menjaga keamanan diri sendiri dan keluarga.  

Ini rambut udah berantakan.
Boleh ke salon ga?

Sebaiknya tidak usah.
Kecuali bisa memastikan bahwa salonnya akan kosong pas kita ke sana. Lagian mau ketemu siapa juga, kan lagi karantina diri? 

Ini kan saya tinggal di apartemen, ya.
Itu ruangan umumnya bagaimana? Harus dihindari kah?

Ruangan umum di apartemen seperti lobby, kotak pos, tempat cuci baju, atau tempat olah raga, bisa dipakai, dengan catatan, pastikan pas bukan dalam keadaan ramai. Jadi ubah waktu yang biasanya kita pakai buat ambil surat atau cuci baju di jam yang kemungkinan bakalan sepi. 

Saya tinggal bersama suami / orang tua / kakak / adik / saudara.
Masa sih gaboleh bergaul sama mereka?

Ya namanya juga tinggal serumah, pasti akan berinteraksi. Apalagi sama pasangan, pasti tidur seranjang, kan?
Tapi kalau ada gejala sakit (demam, batuk dan pilek), segera isolasi diri.

Kalau misalnya saya diisolasi 14 hari karena berisiko, boleh gak dinjenguk orang?
Orangnya berdiri jauh kok dari saya.

Yang namanya di isolasi artinya tidak boleh bertemu dengan orang lain. TITIK!

Saya lagi diisolasi, tapi bosen banget dirumah
Masa gaboleh jalan-jalan sebentar?

Bosen di rumah dan mau cari angin, silakan.  Tapi pastikan tidak bertemu atau berpapasan dengan orang lain.  Jadi, sebaiknya jalan-jalannya di teras rumah saja, gak usah pakai keluar pintu gerbang, apalagi sampai ke mall.