Lanjut ke konten

10 Tips Meringankan Beban Tenaga Medis di Lapangan

Selain diam di rumah, bantu juga tenaga medis dengan melakukan hal-hal berikut ini.

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Bagi anda yang masih belum tahu, para tenaga medis kita mempertaruhkan nyawa setiap hari dalam kondisi serba terbatas:

  • Jam kerja yang panjang.
  • Banyak dari mereka yang anak-anaknya sekolah dari rumah dan butuh pendampingan lebih dari orang tuanya.
  • Jumlah pasien melebihi jumlah ranjang, ruang isolasi, dan ventilator yang dimiliki rumah sakit.
  • Persediaan alat pelindung diri seperti masker, bodysuit, goggle, dan alkohol mulai menipis, bahkan sudah habis di beberapa tempat.
  • Jumlah test kit dan jumlah petugas dari Dinas Kesehatan yang terbatas.
  • Mereka tidak hanya menangani pasien COVID-19. Jumlah pasien dengan penyakit kronis lain seperti jantung, stroke, kanker, atau berbagai macam infeksi lain tidak berkurang.

Dalam tekanan yang luar biasa seperti ini, tidak heran bila banyak dari mereka akan (atau sudah) mengalami burnout, kelelahan mental, dan emosional. Burnout bisa mempengaruhi kinerja mereka di rumah sakit.

Kita dapat membantu mengurangi tingkat stres tenaga medis dengan beberapa cara sederhana:

  1. Ikuti anjuran dokter untuk #diamdirumah! Sikap menggampangkan dan ngeyel dari masyarakat kita adalah salah satu penyebab tingginya stress di kalangan tenaga medis di lapangan. Anda juga bisa menjadi pahlawan dengan #diamdirumah untuk membantu mencegah penyebaran virus corona sehingga meringankan beban kerja mereka. Bila anda sakit dan menulari banyak orang, anda membuat hidup mereka lebih susah!
  2. Jangan bebani mereka dengan pertanyaan yang jawabannya bisa anda dapatkan dari sumber lain. Contohnya, “Bener nggak ada sekian orang positif di kota A? Nah loh, nggak boleh pake ibuprofen ya? Jadi lockdown nggak sih? Eh, temulawak efektif nggak sih? Eh, kamu punya test kit sisa nggak buat aku?” Anda bisa mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan ini dari situs resmi pemerintah di https://covid19.go.id atau situs independen seperti https://kawalcovid19.id
  3. Jika punya stok masker N95 dan sarung tangan di rumah, bagikan ke tenaga medis. Masker adalah penyambung keselamatan mereka. Mereka HARUS mengenakan masker tiap hari, sementara kita tidak perlu memakai masker jika tidak sakit. 
  4. Ajarkan sebanyak mungkin orang untuk #diamdirumah dan #cucitangan yang benar. Dengan melakukan ini, anda mencegah orang lain untuk menjadi sumber penularan penyakit, dan secara tidak langsung membantu meringankan tugas tenaga medis. 
  5. Bila anda kenal secara pribadi dengan dokternya, tawarkan untuk mengirim makanan ke rumah mereka sekali waktu, sehingga mereka tidak perlu berpikir “Keluarga saya makan apa hari ini?”
  6. Bila anda kenal dekat dengan anak mereka, tawarkan untuk mendampingi ketika membuat PR atau menyiapkan ulangan melalui video conference. Cek kondisi anak mereka sewaktu-waktu dan laporkan ke ayah/ibunya yang sedang bertugas supaya mereka tenang karena tahu ada yang memperhatikan anaknya.
  7. Sediakan waktu untuk jadi tempat curhat mereka setelah mereka selesai shift. Ini dapat dengan mudah dilakukan melalui video call atau text chat.
  8. Doakan keselamatan mereka agar tetap sehat dan kuat, baik secara fisik maupun mental, dan agar mereka diberi kesabaran. Doakan pula keluarga mereka yang turut mendukung misi mulia para tenaga medis.
  9. Kirim pesan-pesan penyemangat. Kirim foto atau teks yang dapat menghibur setiap hari. Misalnya: bila kantor anda akhirnya membolehkan kerja dari rumah, bila melihat ada mal yang menetapkan aturan jaga jarak/social distancing dengan benar, bila ada teman-teman yang gotong royong mengumpulkan masker untuk tenaga medis dimana mereka bekerja, dan lain sebagainya.
  10. Tunjukkan anda mengingat jasa mereka, baik melalui kartu ucapan terima kasih, teks, gambar, foto maupun video. Hal kecil ini berarti bagi para tenaga medis yang butuh dukungan emosional di saat istirahat.

Ini saatnya mereka berjuang. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Kita bisa membantu dengan mengikuti anjuran mereka, tidak membebani mereka, menjadi kepanjangan tangan mereka di luar klinik dan rumah sakit, serta menjadi sumber kekuatan emosional mereka. Bersama, kita bisa!