Lanjut ke konten

Tips Menjaga Kesehatan Jiwa Saat Jaga Jarak

Tips untuk menjaga kesehatan jiwa pada saat masa karantina dan jaga jarak dulu.

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Penulis: Benny Prawira Siauw, Suicidolog, ilmuwan psikologi sosial kesehatan, serta pendiri dan pembina Yayasan Insan Teman Langit (Into The Light Indonesia).

Periode jaga jarak, isolasi, atau karantina dapat menjadi masa yang sulit bagi kebanyakan dari kita.

Beberapa hal di bawah ini dapat menjadi sumber stres dalam periode ini, terutama di masa karantina:

1.   Waktu jaga jarak yang berkepanjangan, terutama kalau lebih dari 10 hari.

2.   Ketakutan mengalami gejala atau pun menularkan penyakit kepada orang lain.

3.   Tidak cukupnya persediaan kebutuhan dasar, seperti makanan, minuman, pakaian, dan/atau kebutuhan kesehatan, seperti kurangnya persediaan obat dan kesulitan menjalankan perawatan.

4.   Kehilangan rutinitas sehari-hari, terbatasnya ruang gerak, dan berkurangnya kontak sosial dan fisik, yang dapat menjadi penyebab perasaan terisolasi, frustasi, dan bosan.

5.   Kurangnya informasi mengenai tujuan karantina dan hal-hal yang perlu dilakukan selama periode jaga jarak, serta tingkat keparahan penyebaran koronavirus (COVID-19) di kalangan masyarakat.

Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap sumber stres ini. Kenali beberapa reaksi yang mungkin muncul pada Anda:

1.   Kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran yang menguat terkait kesehatan sendiri dan orang lain, ketersediaan kebutuhan dasar dan perawatan kesehatan, masalah pekerjaan, serta banyak hal lain.

2.   Perhatian yang terfokus untuk merawat anak atau orang lain.

3.   Rasa frustasi akan berapa lama berada dalam situasi ini ataupun ketidakpastian mengenai masa depan.

4.   Rasa kesepian

5.   Kemarahan jika Anda tertular dari orang lain yang ceroboh.

6.   Rasa bosan  yang semakin kuat.

7.   Keinginan untuk mengonsumsi alkohol atau zat adiktif secara berlebihan.

8.   Gejala depresi, seperti perasaan putus asa dan hampa, serta nafsu makan dan pola tidur yang meningkat maupun menurun.

9.   Gejala stres pascatrauma, seperti munculnya memori secara tiba-tiba dan mengganggu, seperti mengalami kembali kejadian yang traumatis, mimpi buruk, dan perubahan pola pikir dan perasaan.

Lakukan sejumlah langkah di bawah ini untuk mencegah respons-respons yang menyebabkan Anda merasa tidak nyaman:

1.   Tetap terhubung dengan orang yang Anda sayangi melalui media sosial, e-mail, dan Internet. Gunakan juga fitur video call agar dapat berinteraksi dengan menampilkan wajah  Selalu usahakan untuk menceritakan semua hal dan pengalaman yang mengganggu Anda. Berbagi satu sama lain mengenai perasaan dan  pengalaman yang serupa justru akan sangat membantu.

2.   Jika membutuhkan bantuan profesional kesehatan jiwa untuk perawatan rutin Anda ataupun karena merasakan dampak negatif selama berlakunya masa jaga jarak, Anda bisa menggunakan beberapa layanan dalam jaringan. Beberapa di antaranya bisa di dapat di sini.

3.   Jika merasa lebih tertekan daripada biasanya, coba perhatikan secara seksama perasaan dan kebutuhan Anda di saat itu. Anda bisa melakukan hal-hal yang membuat rileks, seperti menarik nafas dalam-dalam, melakukan peregangan, latihan mindfulness, dan tetap melakukan aktivitas di dalam ruangan yang Anda nikmati.

4.   Berolahraga dalam ruangan juga sangat disarankan untuk menjaga kesehatan jiwa Anda. Beberapa aplikasi olahraga di rumah dengan berbagai menu latihan harian, seperti “Home Workout” dapat Anda temukan baik di Google Play maupun App Store.

5.   Jika Anda harus bekerja dari rumah, jangan lupa ambil waktu istirahat dan lakukan satu hal yang menyenangkan.

6.   Buatlah jurnal untuk mencatat apa saja hal-hal yang Anda syukuri setiap hari. Langkah ini sangat membantu menjaga harapan dan pemikiran positif Anda.

7.   Jika Anda malah merasa cemas setelah terus-menerus membaca berita pandemik COVID-19, ada baiknya mulai menjaga durasi dan sumber informasi. Tentukan sumber kredibel apa saja yang akan Anda baca dan jumlah waktu yang akan Anda gunakan per hari untuk membaca berita-berita tersebut. 

Untuk media sosial, ada beberapa fitur yang bisa Anda gunakan untuk membatasi derasnya arus berita/konten terkait COVID-19. Misalnya: 

  • Twitter: Gunakan fitur Mute/Bisukan,  atau Mute Keywords (Cara: Pengaturan -> Preferensi Konten -> Keamanan -> Dibisukan -> Kata yang Dibisukan) agar tidak menerima notifikasi baru dari tweet yang mengandung kata-kata yang hendak dihindari. 
  • Facebook: Gunakan fitur Unfollow untuk tidak lagi mendapatkan konten dari akun yang membanjiri anda dengan konten COVID-19.
  • Instagram: Gunakan fitur Senyapkan Postingan/Senyapkan Postingan dan Cerita pada akun yang membanjiri anda dengan konten COVID-19. 

Anda toh masih dapat mengecek konten akun yang di-Mute/Unfollow/Senyapkan ini sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Sumber: 

https://store.samhsa.gov/system/files/sma14-4894.pdf

https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/mental-health-considerations.pdf

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30460-8/fulltext