Polemik Penggunaan Vitamin dan Suplemen Kesehatan
Di tengah-tengah wabah COVID-19, banyak informasi mengenai vitamin dan suplemen kesehatan yang kita terima baik dari pesan berantai WhatsApp, maupun nasihat dari teman-teman. Kami ingin Anda lebih mengerti tentang vitamin dan suplemen kesehatan, beserta penggunaannya bagi kesehatan Anda
(Franky. Apoteker yang bekerja di salah satu rumah sakit umum di Singapura. Berkecimpung di dalam bidang informatika medis.)
Di tengah-tengah wabah COVID-19, banyak informasi mengenai vitamin dan suplemen kesehatan yang kita terima baik dari pesan berantai WhatsApp, maupun nasihat dari teman-teman. Kami ingin Anda lebih mengerti tentang vitamin dan suplemen kesehatan, beserta penggunaannya bagi kesehatan Anda.
Apakah vitamin dan suplemen dapat mengobati penyakit COVID-19?
Sampai saat ini, seperti yang dicantumkan di laman resmi WHO, belum ada obat, vitamin, dan suplemen kesehatan khusus yang disarankan untuk mengobati COVID-19. Akan tetapi secara umum, beberapa jenis vitamin dan suplemen kesehatan memiliki manfaat dalam menjaga daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang kuat akan menjadi faktor utama dalam fase penyembuhan dari suatu penyakit.
Apabila demikian, apakah saya perlu mengkonsumsi vitamin dan suplemen?
Vitamin dan suplemen kesehatan diperlukan untuk membantu tubuh mendapat asupan gizi yang baik, terutama apabila Anda tidak mendapat asupan makanan yang seimbang. Karena seperti namanya “suplemen atau tambahan” hanya diperlukan bila gizi asupan harian kita kurang seimbang atau kita sedang dalam masa penyembuhan dari suatu penyakit. Seperti yang kita tahu, asupan gizi yang baik diperlukan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi secara normal (Baca Tips Hidup Sehat Agar Tubuh Lebih Tahan terhadap Penyakit). Vitamin dan suplemen juga dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Beberapa vitamin dan suplemen kesehatan juga merupakan bagian dari perawatan bagi beberapa penyakit yang direkomendasikan oleh para dokter. Contohnya, zat besi bagi penderita anemia maupun kalsium dan vitamin D untuk penderita osteoporosis.
Namun, perlu diperhatikan bahwa masih diperlukan penelitian ilmiah dan uji klinis lebih lanjut untuk membuktikan kegunaan vitamin dan suplemen kesehatan untuk mengobati penyakit secara langsung, termasuk COVID-19.
Bagaimana dengan isu yang beredar bahwa elderberry, propolis, dan echinacea dapat memperburuk kondisi pasien COVID-19, sehingga perlu dihindari?
Isu ini muncul dari pesan berantai di media sosial yang disertai dengan slide dari presentasi oleh NutriGnetic Research Institute yang mengutip artikel mengenai asosiasi kadar Interleukin-6/IL-6 (salah satu zat yang berperan pada sistem kekebalan tubuh) yang tinggi dengan tingkat kematian pasien COVID-19. Slide yang sama menyebutkan bahwa beberapa dokter di Amerika Serikat telah melarang penggunaan suplemen yang dapat meningkatkan produksi IL-6, yakni elderberry, propolis, dan echinacea. Sehingga, NutriGenetic Research Institute sedang melakukan riset terkait kemungkinan bahwa suplemen-suplemen tersebut kontradiktif atau tidak boleh dikonsumsi oleh pasien COVID-19.
Melalui korespondensi pribadi dengan NutriGenetic Research Institute, telah dikonfirmasi bahwa slide yang beredar bukan merupakan hasil atau kesimpulan analisis penelitian, melainkan hanya bagian dari diskusi kalangan praktisi kesehatan yang mengikuti seminar daring. Informasi dan analisis yang disajikan belum cukup untuk mengambil kesimpulan manfaat dan risiko dari suplemen tersebut terkait COVID-19. Pihak yang bersangkutan telah meminta maaf atas masalah ini, dan menyesali bahwa informasi tidak lengkap tersebut telah menimbulkan polemik di masyarakat.
Jadi, apa yang harus saya lakukan sekarang?
- Patuhilah anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah, menghindari kerumunan (jaga jarak setidaknya 1 meter), menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer berbahan dasar alkohol 70% serta menyampaikan riwayat perjalanan dengan jujur ketika berobat.
- Tetaplah mengkoumsi makanan dengan gizi seimbang dan minum air putih setidaknya 2 liter sehari (bila tidak mengidap penyakit kronis).
- Berkonsultasilah dengan dokter atau apoteker sebelum Anda memulai mengonsumsi vitamin dan suplemen kesehatan.
- Vitamin dan suplemen kesehatan dapat dikonsumsi dalam jumlah yang wajar untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Berhati-hatilah sebelum membeli vitamin dan suplemen. Cek bahwa vitamin dan suplemen kesehatan yang Anda beli telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui situs berikut Cek Produk BPOM.
Referensi:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters
https://nccih.nih.gov/health/tips/supplements
https://nccih.nih.gov/health/euroelder
https://medlineplus.gov/druginfo/natural/390.html
https://nccih.nih.gov/health/echinacea/ataglance.htm
Korespondensi email dengan Nutrigenetic Research Institute (25 Maret 2020)