Lanjut ke konten

Serial Data Virus Korona 3: Indeks Kewaspadaan

Serial data virus korona 3 ini merupakan kelanjutan dari serial data 1 dan 2 yang menggambarkan indeks kewaspadaan daerah pengidap positif COVID-19. Dengan adanya indeks kewaspadaan ini, dapat dapat terlihat gambaran relatif berapa besar kemungkinan terjadi transmisi COVID-19 di daerah domisili Anda.

Kawal COVID-19's Avatar
Kawal COVID-19Tim administrator situs KawalCOVID19.id

Sambungan dari Serial Data Virus Korona 1 dan Serial Data Virus Korona 2

Di Serial Data Virus Korona Bagian 1, kami sudah menggambarkan bagaimana angka positif harian itu tidak cukup untuk dijadikan patokan tunggal untuk kebijakan COVID-19. Di Bagian 2, korelasi rasio pelacakan kasus dan isolasi (RLI) dengan kematian kumulatif daerah memudahkan kita untuk melihat kinerja Gugas daerah kita masing-masing hanya dengan melihat perbandingan jumlah ODP dan OTG terhadap akumulasi kasus positif terkonfirmasi..   Di Bagian 3 ini, Tim Data KawalCOvid19.id ingin lebih dalam membahas metrik baru, Indeks Kewaspadaan, yang baru kami luncurkan beberapa hari yang lalu. Indeks Kewaspadaan ini kami asumsikan sebagai ukuran potensi adanya transmisi di komunitas yang tidak terdeteksi di suatu daerah berdasarkan data-data COVID-19 yang tersedia di domain publik. Semakin tinggi Indeks Kewaspadaan, kemungkinan terjadi transmisi komunitas di daerah tersebut semakin tinggi. 

Apa yang yang terjadi di daerah yang tinggi Indeks Kewaspadaannya? Indeks ini merupakan gambaran bahaya bila orang yang mengidap COVID-19 bergerak bebas di masyarakat dan secara tidak langsung menyebabkan transmisi virus SARS-COV-2 di komunitas melalui kegiatannya sehari-hari. Transmisi komunitas yang tidak terdeteksi ini akan lebih tidak terkendali apabila intervensi non medis tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya::

  1. Masyarakat tidak menerapkan social distancing dan pencegahan seperti masker dan cuci tangan. 
  2. Pergerakan atau pekerjaan orang tersebut sangat tinggi potensi menjadikan dia seorang superspreader, seperti mengunjungi tempat ramai dan bertemu/kontak dekat dengan orang banyak. 
  3. Praktik 3T yang tidak seimbang.

Mari kita lihat Diagram 3.1, dimana lingkaran mewakili populasi Daerah A, lingkaran biru mewakili populasi yang sehat, sedangkan yang merah mewakili orang yang mengidap COVID-19.  Lingkaran merah yang memiliki kontak dekat dengan lingkaran biru akan dihubungkan dengan garis hitam. 

Seperti kita ketahui bersama, kapasitas testing PCR suatu daerah terbatas, demikian juga kemampuannya untuk melacak dan mengisolasi OTG dan ODP. Orang yang terkonfirmasi positif ditandai dengan bulatan hijau akan diisolasi bersama dengan kontak dekat yang terlacak di dalam kotak isolasi (biru). Kami tidak mengilustrasikan PDP di dalam kotak biru, orang yang bergejala klinik mirip COVID dan diisolasi/dalam perawatan. 

Berdasarkan definisi di atas, Indeks Kewaspadaan suatu daerah merupakan ukuran berapa banyak lingkaran merah (pengidap positif COVID) yang tidak terdeteksi oleh Gugas Pemda (berada di luar kotak biru) relatif terhadap daerah-daerah lain. Semakin tinggi Indeks Kewaspadaan, semakin tinggi jumlah infeksi tidak terdeteksi di komunitas, semakin besar peluang anda tertular virus SARS-COV-2 bila anda mengunjungi/tinggal di daerah tersebut.. 

Diagram 3.1. Ilustrasi Test-Lacak-Isolasi di sebuah daerah dengan sebaran orang positif Covid-19 (lingkaran merah) di antara orang sehat (lingkaran biru muda). Kotak Biru berisi orang yang dilaporkan Gugas sebagai terkonfirmasi positif melalui tes PCR, PDP (tidak terilustrasi) dan orang sehat yang diisolasi sebagai OTG/ODP. 

Dengan kondisi awal seperti diagram 3.1, mari kita sepakati bahwa dengan keadaan yang ideal sekalipun :

  1. Akan selalu ada penderita CoVid yang tidak terisolasi di komunitas (false negative, asimptomatik atau gejala ringan)
  2. Akan selalu ada kontak dekat yang tidak ditemukan tim pelacak untuk diisolasi (berbohong, menolak diisolasi, tidak terlacak, melarikan diri)

Asumsi yang kami gunakan adalah jumlah kasus positif yang tidak terdeteksi dapat dibandingkan secara relatif dari jumlah kasus COVID aktif potensial tiap daerah.  Tindakan 3T yang dilakukan bisa dianggap sebagai sampling statistik populasi daerah tersebut untuk memprediksi berapa jumlah orang-orang yang mengidap COVID-19 di populasi. Angka ini kami dekati dengan menggunakan angka-angka statistik COVID-19 yang tersedia di domain publik. Diagram 3.2. menunjukkan hubungan antara angka-angka statistik COVID-19 dengan naik turunnya Indeks Kewaspadaan. Tanda plus dan minus menunjukkan pengaruh kenaikan data terhadap Indeks Kewaspadaan, jumlahnya menunjukkan seberapa kuat pengaruh perubahan data tersebut terhadap Indeks Kewaspadaan. Kenaikan jumlah penderita COVID aktif, PDP dan total kematian akan meningkatkan Indeks, sementara kenaikan ODP, jumlah orang yang sembuh COVID dan Rasio Testing (jumlah orang yang dites untuk menemukan satu kasus positif) akan menurunkan Indeks.  

Diagram 3.2. Beberapa data harian COVID-19 yang mempengaruhi naik turunnya Indeks Kewaspadaan. Simbol plus/minus menunjukkan perubahan pada Indeks Kewaspadaan apabila data harian itu mengalami kenaikan. Jumlah simbol plus/minus menunjukkan pembobotan data tersebut terhadap indeks.

Data-data tersebut di atas kami normalisasi terhadap luas daerah dan jumlah penduduk, hingga diperolehlah Peta Indeks Kewaspadaan seperti di sini.  Makin tinggi tingkat kewaspadaan, makin tinggi kemungkinan tertular COVID-19 di daerah tersebut, semakin tua warna merah daerah tersebut. Peta dapat di zoom dengan menekan tombol Ctrl + scroll tetikus anda. Panah tetikus juga dapat diarahkan ke atas kabupaten kota yang anda inginkan untuk menampilkan data-data tambahan.

Bagaimana Membaca dan Menggunakan Peta Indeks Kewaspadaan 

Diagram 3.3 Zoom-in Peta Indeks Kewaspadaan untuk Pulau Jawa Madura dan Bali

Dengan gambaran Indeks Kewaspadaan, pembaca dapat mendapatkan gambaran relatif berapa besar kemungkinan terjadi transmisi COVID-19 di daerah domisili anda. Dari sana anda bisa menentukan tindakan-tindakan pencegahan apa yang bisa anda lakukan bila beraktivitas sehari-hari. Penundaan perjalanan ke daerah yang berwarna merah tua sangat disarankan. 

Bagi pihak berwenang dan bertanggung jawab atas penanggulangan wabah ini, Peta Indeks Kewaspadaan juga dapat digunakan untuk troubleshooting. Faktor pengaruh dan pergerakan pelaku perjalanan ke daerah-daerah yang berbatasan langsung juga harus diantisipasi.  Langkah-langkah intervensi seperti atau kewajiban karantina bagi pendatang atau pelarangan kunjungan dari/ke daerah dengan Indeks Kewaspadaan tinggi perlu dipertimbangkan.  Contoh analisa berbasis IKK (Indeks Kewaspadaan Kabupaten) bisa dilihat pada indikasi jalur penularan sepanjang jalur Pantura yang menghubungkan Kota Semarang dan Surabaya.

Mari lihat rekomendasi Tim Data Kawalcovid19.id untuk memperbaiki Indeks Kewaspadaan yang dituliskan pada Serial Data Virus Korona 4:  Cara Memperbaiki Indeks Kewaspadaan